Berbagai kasus penculikan anak yang terjadi belakangan ini harus membangkitkan kesadaran semua pihak akan pentingnya terus meningkatkan kewaspadaan di lingkungan masing-masing. Penculikan anak apapun motif dan tujuannya adalah kejahatan serius yang harus dilawan bersama. Oleh karena itu pencegahannya harus dilakukan dari hulu hingga hilir.
Anggota DPD RI Daerah Pemilihan DKI Jakarta yang juga pemerhati anak Fahira Idris mengungkapkan pencegahan penculikan anak tidak bisa semata-mata mengandalkan aparat penegak hukum tetapi harus juga menjadi tanggung jawab bersama orang tua dan komunitas warga. Orang tua memegang peran sangat penting dalam upaya pencegahan penculikan anak karena mempunyai posisi kunci untuk mempersempit bahkan menutup celah bagi penculik. Orang tua yang selalu waspada dan memastikan anak tidak lepas dari pengawasan akan menutup celah penculikan.
Sementara kewaspadaan komunitas warga terutama di level RT/RW dapat mempertebal ruang pengawasan terhadap anak-anak di lingkungan masing-masing dari tindak penculikan. Aparat penegak hukum juga punya peran penting dalam aspek pencegahan yaitu secara masif dan intensif mengimbau warga di wilayah kerjanya masing-masing untuk waspada terhadap aksi kejahatan penculikan dan menginisiasi terbentuknya kampung-kampung siaga.
“Dalam upaya mencegah penculikan anak, kita semua, baik orang tua, komunitas warga, pemerintah daerah dan aparat penegak hukum tentu mempunyai keterbatasan. Oleh karena itu, kita harus saling mengisi, melengkapi dan saling berkolaborasi menjaga lingkungan kita masing-masing. Pencegahan dari sisi hulu bisa dimulai dengan menginisiasi kampung siaga terutama di lingkup RT/RW. Di sisi hilir, semua tindakan penculikan anak harus dipandang sebagai kejahatan serius sehingga penanganannya juga dilakukan dengan cara yang luar biasa dan sanksi hukum bagi penculik harus berat,” ujar Fahira Idris di Jakarta (7/12).
Menurut Fahira, kampung siaga bukan hanya soal pengawasan, tetapi di dalamnya terdapat edukasi bagi warga misalnya soalnya pentingnya mengajarkan anak untuk tidak mudah percaya dengan orang asing atau informasi sederhana misalnya orang tua diminta tidak memberikan pakaian kepada anak yang bertuliskan nama anak karena anak cenderung lebih percaya kepada orang dewasa yang mengetahui nama mereka. Tentunya, sebagai sebuah sistem, para warga di kampung siaga juga harus memiliki mekanisme pengawasan yang tangguh untuk mencegah terjadi penculikan anak di wilayahnya masing-masing.
Pemerintah baik level provinsi, kabupaten dan kota bahkan camat dan lurah bersama kepolisian juga harus memiliki program sosialisasi yang masif terkait upaya pencegahan penculikan anak. Tingkatkan pengawasan dengan rutin patroli dan fasilitasi pemasangan CCTV di titik-titik strategis. Selain itu, kampanye bahwa penculikan anak adalah kejatan serius salah satunya bisa dilakukan dengan mengadili para penculik anak secara terbuka dan harus divonis dengan hukuman yang paling berat.
“Hukuman berat bagi para pelaku penculikan anak akan efektif sebagai efek jera bagi siapa pun yang berani melakukan penculikan anak. Sanksi hukum yang berat juga ‘kampanye’ yang efektif untuk menegaskan kepada publik luas bahwa penculikan anak adalah kejahatan serius,” ujar Senator Jakarta ini. #