Fahira Idris Nilai Sensitivitas Pelayanan Kesehatan di Daerah Kabut Asap Memperihatinkan
Senator Dapil DKI Jakarta
Senator Dapil DKI Jakarta
Fahira Idris Nilai Sensitivitas Pelayanan Kesehatan di Daerah Kabut Asap Memperihatinkan

Fahira Idris Nilai Sensitivitas Pelayanan Kesehatan di Daerah Kabut Asap Memperihatinkan

Beritasatu.com – Wakil Ketua Komite III DPD, Fahira Idris, yang salah satu lingkup tugasnya pengawasan pelayanan kesehatan, mengatakan, beberapa korban meninggal terutama bayi menunjukkan bahwa sensitivitas pelayanan kesehatan di daerah kabut asap cukup memperihatinkan.

Kabut asap yang terus melanda beberapa wilayah di Provinsi Sumatra dan Kalimantan, sudah memakan korban terutama bayi. Di Palembang saja, sudah ada tiga bayi meninggal yang diduga kuat akibat asap.

Bahkan, yang sangat memilukan salah seorang bayi (Latifa Ramadani, usia 1 tahun 3 bulan), yang sempat dirawat intensif di sebuah rumah sakit, namun karena keterbatasan biaya, orangtuanya terpaksa memindahkan balita ke rumah sakit lain yang lebih terjangkau, hingga akhirnya meninggal dunia.

“Kalau kejadian ini tidak membuka mata pemerintah, saya rasa ini sudah kelewatan. Pemerintah harus keluarkan kebijakan kepada seluruh rumah sakit baik swasta maupun pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan kelas satu kepada korban asap terutama bayi, baik peserta BPJS Kesehatan maupun bukan, di mana semua biaya akan ditanggung pemerintah. Pokoknya, prioritasnya bagaimana nyawa bayi korban asap bisa selamat,” ujar Fahira Idris, di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Jumat (16/10).

Menurut Fahira, dari laporan yang dihimpunnya, sensitivitas tenaga pelayanan kesehatan di daerah bencana juga perlu ditingkatkan. Gejala apapun yang diderita bayi di daerah yang terpapar asap, termasuk gejala yang tidak ada hubungannya dengan saluran pernapasan, misalnya diare harus harus ditindaklanjuti dengan serius dan menjadi perhatian utama.

“Polusi udara yang parah akibat asap ini bukan hanya menyerang pernapasan, tetapi juga pencernaan. Makanya, banyak bayi di daerah bencana yang gejala awalnya itu terkena diare baru kemudian terkena ISPA. Jangan hanya karena gejala diare, dianggap tidak ada hubungannya dengan asap. Bayi itu daya tahan tubuhnya rentan. Sekali lagi saya sampaikan, pemerintah pusat instruksikan semua rumah sakit di daerah bencana untuk berikan pelayanan kesehatan kelas satu kepada semua bayi korban asap,” tegasnya.

Related Posts

Leave a Reply

Sampaikan aspirasimu!