Anggota DPD Fahira Idris mengunjungi Asma Dewi, tersangka kasus penyebaran ujaran kebencian di Polda Metro Jaya. Fahira bersama tim Lembaga Bantuan Hukum Kebangkitan Jawara dan Pengacara Indonesia (LBH Bang Japar) tiba sekira pukul 11.30 WIB.
Fahira menjelaskan, kedatangannya itu bertujuan untuk memberi dukungan kepada Asma Dewi, meskipun ia sendiri mengaku tak mengenal Asma Dewi secara langsung.
“Saya tidak kenal. Hanya mengenal dari medsos saja. Tapi kemudian saya berterima kasih pada Ibu Asma Dewi karena dia seorang wanita tangguh, dan selalu hadir di aksi 411 dan 212 yang juga saya hadir di situ,” tutur Fahira, sebelum masuk ke Rutan Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (13/9).
Dia juga menjelaskan, berdasarkan keterangan dari adik kandung Dewi, kakaknya tidak mungkin menyalurkan dana ke kelompok saracen sebesar Rp 75 juta. Menurut keluarganya, Dewi tak punya uang sebanyak itu.
Apalagi, menurut Fahira, Laporan Hasil Analisis (LHA) dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) soal transferan dana itu belum keluar.
“Kami masih menunggu LHA PPATK. Jadi kita belum bisa mengatakan apapun sebelum LHA dari PPATK keluar,” kata dia.
Sedangkan terkait ujaran kebencian yang membuat Dewi kini mendekam di Rutan, Fahira menilai yang ditulis Dewi merupakan opini-opini biasa. Asma Dewi tidak bertujuan untuk menyinggung siapapun.
“Mudah-mudahan apa yang dituduhkan tidak benar. Karena kalau yang saya lihat dari UU ITE-nya belum ada yang bisa dibuktikan,” lanjutnya.
Selain untuk memberikan dukungan, Fahira mengatakan ia juga membawakan alat ibadah dan beberapa makanan kecil untuk Dewi. “Jadi hari ini saya baru bertemu, berkenalan, saya mau menyampaikan titipan saya bawa sajadah, mukena, daster, saya bawa kue. Tasbih juga,” tuturnya.
Fahira berharap, Polisi yang bertugas menangani kasus ini bisa bekerja secara profesional. Ia juga ingin agar para penyidik tak mengkaitkan kasus Dewi dengan beberapa tokoh, termasuk Gubernur yang akan dilantik Oktober mendatang, Anies Baswedan.
“Katanya ada arah mengkaitkan ini dengan tokoh-tokoh contohnya dengan Gubernur dan sebagainya. Saya harap jangan lah. Kepada masyarakat juga saya harap yang tidak suka dengan dia tidak mengkait kaitkan dengan yang lain,” pungkasnya. sumber