Terima kasih banyak sahabat ku, mbak Monica Soraya Hariyanto Ketum Bidadari Indonesia atas undangannya hari ini di Balai Kota, dalam acara Talkshow dengan tema “Keterkaitan Antara Perempuan, Pola Hidup dan Kesehatan” di gedung Balai Kota❤
Bagi siapapun, baik laki-laki maupun perempuan kesehatan adalah kunci segala hal. Badan dan pikiran yang saat adalah kunci produktivitas dan kreativitas.
Bagi kita kaum perempuan terutama ibu rumah tangga, ibu rumah tangga sekaligus ibu yang bekerja, ibu rumah tangga yang mempunyai usaha sendiri sehat badan saja tidak cukup, tetapi juga harus sehat secara pikiran atau mental.
Bahkan sebenarnya sumber kesehatan yang utama dan yang paling perlu diraih terlebih dahulu adalah kesehatan pikiran atau mental baru kemudian kesehatan badan atau jasmani.
Singkatnya kesehatan pikiran atau mental itu adalah menjauhkan dairi dari stres. Kita semua tentu mengetahui bahwa stres adalah sumber segala penyakit. Serajin apapun misalnya kita berolah raga atau merawat tubuh, tetapi jika kita selalu dilanda stres penyakit akan lebih mudah menghampiri.
Saat stres maka sel-sel tubuh rusak dan daya tahan tubuh melemah dan saat itulah bebagai penyakit leluasa menggerogoti tubuh kita. Dan yang paling fatal, ketidakmampuan mengelola stres membuat banyak orang melakukan tindakan-tindakan yang fatal.
Kesehatan mental atau pikiran dan kesehatan badan tentu sangat terkait erat dengan pola hidup kita.
Kita para ibu rumah tangga rentan terserang stres bahkan depresi. Mengatur rumah tangga bukan perkara gampang, menjaga anak-anak kecil, mengatur situasi rumah tangga, butuh tak hanya kesehatan fisik yang prima, tapi juga mental yang stabil. Waktu yang terkuras karena mengurus rumah tangga membuat ibu rumah tangga mengabaikan kebutuhannya sendiri. Hal inilah yang membuat ibu rumah tangga kurang menghargai dirinya sendiri.
Nah kalau sudah seperti ini ibu rumah tangga cenderung melampiaskan amarah dan emosi negatifnya ke anak, dan ini sangat tidak baik terhadap perkembangan psikologis anak. Anak bisa jadi mengembangkan sikap agresif atau malah tertutup, menjadi pendiam, dan memendam perasaan. Berteriak pada anak dapat menghasilkan masalah ketidakamanan yang serius bagi anak-anak. Dalam beberapa kasus, itu juga dapat menyebabkan anak memiliki masalah dengan rasa bersalah. Tentunya ini harus kita hindari.
Dalam pandangan saya kesehatan mental atau pikiran adalah sesuatu hal yang harus pertama kali diraih baru kemudian kesehatan fisik (olah raga dsb). Persoalan mengelola stres bukanlah juga pekerjaan yang mudah, walau juga sebenarnya bukan hal yang juga sulit-sulit amat.
Yang harus terus kita ingat adalah menjadi ibu adalah tugas yang menakjubkan. Meski demikian, tak bisa dipungkiri, pekerjaan sebagai seorang ibu berat, tak kenal ampun, baik bagi kita yang memutuskan untuk kembali bekerja atau memutuskan untuk merawat anak-anak di rumah.
Bagaimanapun juga, tantangan yang harus dihadapi seorang ibu memang sangat besar. Kebanyakan orang mengira seorang ibu rumah tangga tidak melakukan apapun, selain menikmati waktu luang di rumah. Kenyataannya ibu rumah tangga bekerja sama kerasnya dengan ibu yang pergi bekerja. Kita tidak perlu mendikotomi ibu rumah tangga dan ibu yang bekerja di luar rumah karena dua-duanya sama-sama berat.
Sebagai seorang ibu, kita tentu pernah merasa frustrasi. Namun tentu bukanlah hal yang bijak jika kita melampiaskan rasa frustrasi Anda pada anak ataupun suami. Hal terbaik adalah menerima rasa frustrasi itu dan melakukan sesuatu yang bisa menenangkan pikiran Anda. Kita memanjakan diri dengan makanan favorit, atau menyisihkan waktu untk bertemu teman-teman. Lakukan apapun yang bisa mengmbalikan pikiran positif kita.
Satu lagi yang harus kita kelola adalah rasa bersalah. Rasa bersalah sepertinya menjadi perasaan yang dihadapi semua ibu. Seorang ibu bekerja akan merasa bersalah saat ia meninggalkan anak-anaknya untuk pergi bekerja. Sedangkan, ibu rumah tangga akan merasa bersalah ketika dia berpikir belum berbuat yang terbaik untuk anaknya. Kenyataannya adalah, setiap ibu selalu melakukan yang terbaik untuk anaknya, meski memang tak ada yang sempurna. Rasa bersalah hanya akan mendorong Anda ke dalam depresi. Percayalah, selama anak-anak Anda sehat dan bahagia, kita akan baik-baik saja.
Siapa saja bisa terkena stres, baik itu IRT biasa ataupun working mom alias IRT yang juga bekerja. Kunci agar mental tetap sehat sih cuma satu, jangan banyak pikiran. Saking banyaknya pikiran, terkadang kita jadi enggak tahu mana yang memang penting dan harus diselesaikan dan mana (pikiran) yang hanya dibuat-buat saja.
Stres itu bisa terjadi karena pikiran kita kusut atau bercabang. Coba kendalikan pikiran kita, telaah lagi apa sebenarnya yang menjadi penyebab stres. Apakah sebenarnya kita tengah memiliki masalah dengan diri sendiri, dengan orang yang berada di rumah, rekan kerja, atasan atau dengan keluarga dari suami. Biasanya itu yang jadi trigger bagi IRT untuk gampang stres.
Kunci paling penting untuk menjadi waras adalah kita harus mengenal diri sendiri. Sebab, ketika kita kenal diri sendiri, kita jadi tahu bagaimana cara mencintai diri. Kita lebih bisa nendefinisikan kata ‘cukup’ untuk diri kita. Ketika kita serba cukup secara mental, kita akan lebih stabil dan kuat untuk menghadapi keluarga dan sekitarnya.
Jadi kenapa kesehatan mental penting karena secara medis, otak kita berhubungan erat dengan sistem endokrin yang bekerja melepaskan hormon. Hormon ini berpengaruh pada kesehatan mental kita. Nah, pikiran dan perasaan kita dapat mempengaruhi hormon yang dilepaskan dari sistem endokrin yang kemudian akan mempengaruhi sistem kerja organ tubuh kita.
Nah, kalau kita sudah mampu mengelola stres, maka hal penting lainnya adalah memainkan peran kita sebagai pola hidup sehat di keluarga.
Peranan seorang ibu menentukan budaya kesehatan dalam keluarga yang akan memengaruhi kualitas sumber daya manusia ke depannya. Sebagai subjek pembangunan kesehatan, pekerja perempuan penentu alokasi pangan keluarga, budaya komunikasi keluarga, pendidik, dan perawat di keluarga. Seorang ibu merupakan penentu pola konsumsi pangan keluarga dengan memilihkan penganan yang sehat dan bergizi atau tidak.
Apa contohnya dari pengaruh kesehatan mental terhadap kesehatan fisik?
- Depresi dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung, stroke, diabetes dan kanker. Kemungkinannya adalah karena depresi akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan kebiasaan-kebiasaan sehari-hari yang berkaitan dengan depresi juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit. Misalnya, kurang aktivitas fisik dan menurunnya nafsu makan.
- Orang yang mengalami gangguan kesehatan mental atau sudah didiagnosa mengalami depresi biasanya mengalami susah tidur, merasa mudah letih, konstipasi, tidak nafsu makan. Hal-hal ini tentunya akan memberi dampak pada kesehatan fisik lainnya.
- Orang yang mengalami kecemasan, atau anxiety, berisiko mengalami gangguan fisik yang berkaitan dengan tekanan darah. Umumnya adalah tekanan darah tinggi.
Apa yang dapat dilakukan?
- Berolahraga
Selain dapat menjaga kesehatan fisik, olahraga juga penting untuk menjaga kesehatan mental kita. Penelitian menunjukkan bahwa berolahraga akan melepaskan hormon endorfin yang akan membuat kita merasa senang. Ibu tak perlu berolahraga terlalu lama, jalan pagi selama 1-15 menit sudah cukup untuk meningkatkan energi dan membuat mood kita menjadi positif. Jika tak sempat berolahraga, yang penting Ibu banyak melakukan aktivitas fisik. - Pola makan sehat
Nutrisi dibutuhkan untuk mendukung kesehatan fisik dan mental kita. Terapkan pola makan sehat dengan mengonsumsi protein, lemak esensial, karbohidrat kompleks, vitamin, mineral dan air putih dalam jumlah yang cukup. - Tidur yang cukup.
Kurang tidur dapat mempengaruhi kesehatan jantung, meningkatkan berat badan dan tentunya dapat mempengaruhi mood kita yang akan berpengaruh pada kesehatan fisik dan mental. - Melakukan pemeriksaan rutin
Dalam hal ini bukan hanya untuk memantau kesehatan fisik kita, tetapi juga kesehatan mental. Jadi, jika Ibu merasa mengalami gangguan secara mental atau emosional, jangan ragu untuk bertemu dan berdiskusi dengan ahlinya.