Kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan akan berakhir pada Oktober 2022 mendatang. Pemerintah pun harus menyiapkan penjabat kepala daerah untuk melanjutkan roda pemerintahan di DKI Jakarta. Dalam Rapat Kerja dengan Komisi II DPR RI (31/8) Mendagri Tito Karnavian mengungkap bakal ada enam nama calon Penjabat Gubernur DKI Jakarta yang diajukan ke Presiden untuk menggantikan Anies Baswedan. Terlepas dari siapapun nanti pengganti Anies Baswedan, sosoknya harus mampu melanjutkan lompatan kemajuan yang telah dirasakan warga Jakarta selama lima tahun terakhir ini.
Anggota DPD RI yang juta Senator DKI Jakarta Fahira Idris mengungkapkan, penempatan sosok yang menjadi penjabat Gubernur DKI Jakarta bukan hanya harus kompeten dan kapabel tetapi juga harus dapat diterima oleh masyarakat. Pemilihan sosok yang tepat penting untuk memastikan lompatan kemajuan yang dirasakan warga Jakarta selama lima tahun terakhir ini dapat dilanjutkan dengan baik.
“Tidak bisa dipungkiri, selama dipimpin Gubernur Anies, warga merasakan lompatan kemajuan. Oleh karena itu, siapapun nanti yang menggantikan Pak Anies harus mampu melanjutkan kemajuan itu. Artinya, sosok tersebut harus paham paradigma pembangunan di Jakarta yang menjadikan warga sebagai titik sentral pembangunan. Di Jakarta saat ini warga berperan sebagai kreator dan Pemprov berperan sebagai kolaborator. Beberapa contoh nyata paradigma pembangunan di Jakarta bisa dilihat dari apa yang telah dilakukan Pak Anies di Kampung Akuarium, Bukit Duri, menghentikan Reklamasi dan lainnya,” tukas Fahira Idris di Komplek Parlemen, Senayan Jakarta (1/9).
Tentunya, agar kemajuan pembangunan di Jakarta tidak berjeda setelah Gubernur Anies selesai masa jabatannya, Fahira memandang yang paling tepat menjadi Penjabat Gubernur DKI Jakarta adalah sosok yang terbiasa menjalani roda pemerintahan dan paham arah pembangunan daerah, serta sudah terbiasa berinteraksi dan berkomunikasi dengan DPRD dan berbagai lapisan tokoh masyarakat yang ada di Jakarta.
Menurut Fahira, Jakarta saat ini levelnya sudah sejajarnya dengan kota-kota global di dunia. Ini karena selain sudah memiliki berbagai infrastruktur kelas dunia, paradigma pembangunan di Jakarta sudah berketahanan iklim dan berkelanjutan. Selain itu, selama lima tahun terakhir ini sudah terbangun political will atau komitmen kepemimpinan, keberpihakan anggaran, insentif finansial, kualitas SDM, dukungan program, ekosistem inovasi dan digital serta kebijakan rekam jejak hingga komitmen percepatan nol emisi karbon.
“Sebagai kota yang sudah sejajar dengan kota global lain di dunia, Jakarta pasca Anies Baswedan harus dipimpin oleh sosok yang mempunyai kemampuan dan wawasan global juga. Karena jika tidak, lompatan kemajuan yang telah terjadi di Jakarta tidak akan bersemai. Ini harus menjadi perhatian Pemerintah sebagai pemilik kuasa penentu Penjabat Gubernur DKI Jakarta,” pungkas Fahira Idris. #