Jakarta, 17 Agustus 2020—Perayaan Hari Ulang Tahun ke-75 Republik Indonesia tahun ini tidak semeriah dan sesemarak perayaan-perayaan tahun sebelumnya. Perayaan HUT ke-75 RI yang biasanya diwarnai berbagai macam interaksi antarwarga, tahun ini harus mengedepankan protokol kesehatan terutama menjaga jarak demi keselamatan bersama. Mometum perayaan kemerdekaan ini diharapkan menjadi penyemangat bagi para pengambil kebijakan dan seluruh rakyat untuk bergerak bersama ‘memerdekakan” negeri ini dari belunggu rantai virus corona.
Anggota DPD RI Fahira Idris mengungkapkan, sepanjang 2020 ini banyak momen-momen penting baik perayaan keagamaan maupun hari-hari bersejarah salah satu Perayaan HUT ke-75 RI yang harus diperingati dengan penuh keterbatasan akibat penyebaran virus corona. Namun, sesungguhnya kehadiran virus ini telah benar-benar membelenggu semua sisi dan sendi kehidupan rakyat dan bangsa terutama ekonomi. Jika dulu, para pendiri bangsa ini mengumandangkan proklamasi sebagai lompatan besar untuk merdeka dari penjajah, maka saat ini bangsa kita juga perlu segera melakukan lompatan besar untuk bisa “merdeka” dari penyebaran virus corona.
“Lompatan besar yang saat ini sangat kita perlukan bahkan menjadi hal yang sangat mendesak adalah sesegera mungkin ‘merdeka’ dari penyebaran virus corona. Ini memang bukan pekerjaan mudah apalagi sederhana, tetapi kita tidak punya pilihan lain. Segala upaya dan sumberdaya harus dicurahkan untuk mengatasi krisis kesehatan yang berpotensi menjadi krisis ekonomi ini. Lompatan pertama yang bisa dilakukan bangsa ini untuk bisa melakukan lompatan besar ‘merdeka’ dari corona adalah adalah tingkatkan kemampuan testing di seluruh wilayah (sesuai standar WHO), intensifikan tracing, dan memastikan kesiapan fasilitas kesehatan (treatment) atau sering disebut 3T,” ujar Fahira Idris di Jakarta (17/8).
Namun, “merdeka” dari corona juga butuh peran aktif rakyat untuk ikut ‘berjuang” yaitu dengan cara yang sangat sederhana atau tidak memerlukan pengorbanan besar yaitu memakai masker saat berada di luar rumah, menjaga jarak aman (minimal 2 meter), dan sesering mungkin mencuci tangan dengan sabun atau 3M. Jika ingin ‘berjuang’ lebih melawan corona ini sedapat mungkin berdiam diri di rumah jika memang tidak ada keperluan yang benar-benar penting atau mendesak. Atau dengan kemampuan dan sumberdaya yang kita punya kita bisa juga ikut mengkampanyekan dan menyosialisaikan protokol kesehatan ke lingkungan kita masing-masing.
Jika dua upaya ini dikombinasikan dan dikolaborasikan (tingkatkan testing, tracing, dan treatmen oleh Pemerintah dan memakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan dengan sabun oleh rakyat) maka perjuangan kita melawan corona akan lebih solid dan kuat serta mampu mengimbangi bahkan mendahuli kecepatan penyebaran virus corona sehingga virus ini dapat dikendalikan. Jika virus dapat dikendalikan maka secara perlahan tapi pasti sendi-sendi kehidupan bangsa ini akan kembali berdenyut cepat dan kita tidak hanya bisa melewati krisis kesehatan tetapi juga bisa terlepas dari ancaman krisis ekonomi.
“Saat ini senjata kita untuk bisa ‘merdeka’ dari virus ini adalah kombinasi 3T dan 3M. Jika ini berjalan baik dan intensif maka kita punya tenaga, kekuatan, atau ‘kuda-kuda’ untuk melakukan lompatan jauh. Tanpa kombinasi 3T dan 3M terlebih vaksin belum ditemukan maka virus ini akan terus membelenggu ‘kemerdekaan’ kita,” pungkas Senator Jakarta ini.