Fahira Idris: Pendidikan Pancasila Akar Karakter Generasi Emas
Senator Dapil DKI Jakarta
Senator Dapil DKI Jakarta

Fahira Idris: Pendidikan Pancasila Akar Karakter Generasi Emas

Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta Fahira Idris menyoroti tantangan efektivitas pendidikan Pancasila yang masih dihadapkan pada berbagai tantangan. Di antaranya pendekatan yang masih normatif, tidak aplikatif, dan terkesan hafalan, serta belum menjangkau dimensi filsafat, epistemologi, dan praksis secara utuh.

Senator Jakarta ini mengungkapkan, untuk menjadikan Pancasila sebagai fondasi kokoh karakter anak bangsa menuju Indonesia Emas 2045 yakni visi menjadi negara maju, berdaulat, adil, dan makmur pada usia 100 tahun kemerdekaan, diperlukan strategi transformatif, inovatif, dan kontekstual.

“Menuju Indonesia Emas 2045, pendidikan Pancasila harus ditransformasikan menjadi ekosistem nilai yang hidup, aplikatif, dan relevan dengan zaman. Melalui strategi metodologis baru, integrasi lintas kurikulum, literasi digital, transformasi peran guru, dan asesmen karakter, Pancasila bisa menjadi dasar pembentukan manusia Indonesia yang utuh cerdas, berkarakter, dan berjiwa kebangsaan,” ujar Fahira Idris di sela-sela Sosialisasi Empat Pilar MPR RI (Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) di Kepulauan Seribu, Jakarta (15/5).

Menurut Fahira Idris, setidaknya ada lima rekomendasi strategis yang bisa ditempuh memperkuat fungsi pendidikan Pancasila sebagai basis pembentukan karakter anak bangsa. Pertama, transformasi metodologi dengan mendekonstruksi model pedagogi lama yang berfokus pada hafalan dan menggantinya dengan pendekatan dialogis, reflektif, dan partisipatif. Pendidikan Pancasila seharusnya tidak sekadar menjadi mata pelajaran, tetapi menjadi sarana transformasi kesadaran kolektif.

“Dalam pembelajaran Pancasila, siswa diajak berdialog, memaknai realitas sosial, dan mengidentifikasi nilai-nilai Pancasila dalam persoalan konkret di sekitar mereka. Perlu juga ada proyek berbasis komunitas di mana siswa menyusun program sosial kecil berbasis nilai-nilai seperti gotong royong atau keadilan sosial,” jelas Fahira Idris.

Kedua, integrasi lintas disiplin dan kurikulum. Pancasila harus hadir bukan hanya sebagai konten, tetapi sebagai nilai hidup yang menjiwai seluruh sistem pendidikan. Artinya, nilai Pancasila tidak hanya diajarkan secara eksplisit, tapi juga dihidupkan melalui interaksi harian di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, Fahira Idris merekomendasikan integrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam setiap mata pelajaran melalui pendekatan lintas kurikulum. Misalnya, dalam pelajaran Biologi, bahas aspek “kemanusiaan yang adil dan beradab” dalam konteks bioetika.

Ketiga, literasi pancasila digital. Di era digital, narasi kebangsaan bersaing dengan berbagai konten global dan ideologi alternatif. Maka pendidikan Pancasila harus hadir di ruang digital yang menjadi habitat utama generasi muda. Ke depan perlu dikembangkan platform misalnya “PancasilaVerse” sebagai ruang virtual interaktif berisi konten Pancasila berupa video kreatif, game edukatif, podcast, dan forum diskusi yang dikelola siswa.

Keempat, reposisi guru sebagai fasilitator nilai, bukan sekadar pengajar. Kualitas guru merupakan faktor kunci keberhasilan pendidikan nilai. Namun, banyak guru Pancasila masih menggunakan pendekatan ceramah satu arah yang membuat siswa pasif. Untuk itu, perlu pelatihan guru berbasis andragogi filosofis. Tujuannya mendorong guru untuk menjadi fasilitator refleksi nilai, bukan hanya penyampai materi.

Kelima, penilaian holistik dan portofolio praksis. Penilaian keberhasilan Pendidikan Pancasila tidak bisa hanya diukur melalui tes tulis atau hafalan, melainkan melalui portofolio pengalaman siswa dalam menghidupi nilai-nilai tersebut.

“Terapkan model assessment for character yang mengukur bagaimana siswa mempraktikkan nilai Pancasila dalam tugas nyata, interaksi sosial, dan pengambilan keputusan sehari-hari. Tumbuhkan Indeks Pelajar Pancasila yang bukan hanya mencakup kompetensi kognitif, tetapi juga moral, sosial, dan emosional,” pungkas Fahira Idris. #

Related Posts

Leave a Reply

Sampaikan aspirasimu!