Komite III DPD RI yang membidangi persoalan pendidikan meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melakukan evaluasi dan identifikasi kendala-kendala yang dihadapi selama penyelenggaraan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) atau Computer Based Test (CBT) tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang sudah berlangsung pada 2 sampai 5 April 2018. Evaluasi dan identifikasi ini penting agar pelaksanaan UNBK selanjutnya bagi siswa SMA/MA dan SMP/MTs bisa berlangsung lebih baik lagi.
“Dari pantuan kami, UNBK SMK kemarin relatif berjalan baik dan lancar. Tetapi tetap masih ada berbagai kendala terutama teknis misalnya listrik yang padam dan gangguan server serta jaringan internet. Kami juga berharap segera ada solusi jika ada sekolah yang kekurangan unit komputer sehingga durasi ujian menjadi lebih lama,” ujar Ketua Komite III DPD RI Fahira Idris di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta (6/4).
Fahira mengungkapkan, begitu banyak manfaat dan kemajuan yang akan dituai dunia pendidikan Indonesia jika UNBK berlangsung secara baik apalagi bisa diselenggarakan 100 persen diseluruh Indonesia. Selain jauh lebih efektif dan efisien (hemat anggaran) dan transparan, UNBK adalah sistem yang ampuh menghilangkan berbagai praktik kecurangan dan kebocoran soal ujian. Saat ini baru 19 provinsi di Indonesia yang mampu melaksanakan UNBK SMA dan SMK secara 100 persen.
Kalau UN secara nasional sudah berbasis komputer semua, sambung Fahira, tidak akan ada lagi proses percetakan dan distribusi yang selama ini menjadi momok keterlambatan soal dan kebocoran soal. Selain itu, kesalahan cetak dan soal UN yang tertukar tidak akan terjadi lagi. Dengan sistem ini, UN juga sangat memungkinkan digelar beberapa kali dalam setahun sehingga jangka waktu siswa menungga UN berikutnya lebih singkat.
“Keunggulan UNBK lainnya, hasil UN lebih cepat keluar dan diumumkan. Ini menguntungkan siswa karena mereka lebih leluasa punya waktu merencanakan masa depan pendidikannya. Tapi yang penting juga, dengan berbasis komputer akan membiasakan siswa mengenal dan mengapliksikan perangkat teknologi informasi,” papar Senator Jakarta ini.
Sebagai informasi, UN SMK yang sudah diselenggarakan pada 2 April hingga 5 April 2018 diikuti 1.485.302 siswa dari 13.054 SMK. Dari jumlah tersebut, sebanyak 12.495 SMK atau 1.459.062 siswa melaksanakan UNBK. Tahapan UN selanjutnya adalah UNBK SMA/MA yang berlangsung pada 9 April-12 April 2018 dan UNBK SMP/MTs pada 23 April-26 April 2018. #