World Environment Day, Fahira Idris: Pertumbuhan Ekonomi Tidak Boleh Merusak Lingkungan
Senator Dapil DKI Jakarta
Senator Dapil DKI Jakarta

World Environment Day, Fahira Idris: Pertumbuhan Ekonomi Tidak Boleh Merusak Lingkungan

Dalam beberapa dekade terakhir banyak negara-negara di dunia terutama negara berkembang merasakan pertumbuhan ekonomi yang signifikan bahkan mengesankan. Namun, kemajuan dan pertumbuhan ekonomi ini diiringi oleh kerusakan lingkungan yang parah. Konsekuensinya, kemajuan dan perbaikan standar hidup ini harus ditebus dengan biaya tinggi yang saat ini sudah mulai dirasakan banyak negara.

Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta Fahira Idris mengungkapkan, kerusakan lingkungan yang semakin parah di banyak wilayah di belahan dunia menunjukkan bahwa semua pemimpin dunia harus meninjau kembali hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Ini karena, kerusakan lingkungan hidup sudah pasti akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi tidak berkelanjutan. Pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam yang tidak bijak hanya akan mengakibatkan sumber daya menyusut lebih cepat dan dengan mudah mengembalikan krisis pangan dan energi di dunia yang pernah terjadi dua dekade lalu.

“Pertumbuhan ekonomi tidak boleh merusak lingkungan hidup. Ekstraksi sumber daya alam yang berlebihan, polusi udara dan air, deforestasi, serta konversi lahan untuk kebutuhan industri dan perumahan yang telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang luas hanya akan menyengsarakan umat manusia. Ini karena dunia akan semakin rentan dilanda berbagai krisis mulai dari iklim, pangan, energi bahkan wabah penyakit. Tidak ada gunanya ekonomi tumbuh tinggi kalau kualitas hidup manusia semakin menurun,” ujar Fahira Idris dalam keterangan tertulisnya (5/6).

Saat ini, lanjut Senator Jakarta, yang terjadi di dunia bukan perubahan iklim tetapi sudah pada krisis iklim. Bukan hanya berdampak besar pada sektor pangan, krisis iklim juga menyebabkan bencana alam yang lebih sering terjadi, seperti banjir dan kekeringan, menghancurkan infrastruktur sehingga mengurangi kemampuan ekonomi dunia untuk pulih dan berkembang. Oleh karena itu, pada momentum Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini, penting untuk memasukkan krisis iklim dalam perencanaan ekonomi termasuk di Indonesia.

Untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan hidup, semua negara di dunia perlu mengadopsi pendekatan pembangunan berkelanjutan. Ini artinya, arus utama pembangunan harus mengedepankan pemanfaatan sumber daya secara efisien, investasi dalam energi terbarukan dan mengimplementasikan kebijakan yang ketat untuk mengurangi polusi dan melindungi ekosistem. Keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan hidup juga bisa tercapai, jika terdapat penegakan hukum yang lebih tegas terhadap pelanggaran lingkungan.

“Teknologi hijau dan praktik pertanian berkelanjutan harus diadopsi secara luas untuk memastikan penggunaan sumber daya alam yang lebih efisien. Selain itu, peralihan dari energi fosil ke energi terbarukan, seperti matahari, angin, dan bioenergi, sangat penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi ketergantungan pada sumber daya yang tidak terbarukan. Karena lingkungan hidup adalah isu global, maka kerjasama internasional diperlukan untuk menangani krisis iklim dan kerusakan lingkungan lintas batas  negara harus semakin intensif dan berkemajuan,” pungkas Fahira Idris. #

Related Posts

Leave a Reply

Sampaikan aspirasimu!