Jakarta, 1 Juli 2020—Pandemi corona yang sudah berlangsung sekitar 6 bulan sejak pertama kali ditemukan di Wuhan menjadi ujian besar semua pemimpin negara di dunia. Virus yang sudah menginfeksi lebih dari 10 juta orang di 200an negara ini tidak hanya melahirkan krisis kesehatan tetapi juga ancaman resesi ekonomi global. Hingga saat ini semua pemimpin di dunia sedang berjibaku menanggulangi penyebaran corona di negaranya masing-masing. Beberapa diantaranya dinilai berhasil menghentikan rantai penularan virus dan mulai menata kembali kehidupannya terutama ekonomi.
Anggota DPD RI atau Senator Fahira Idris mengungkapkan, kemampuan seorang pemimpin sesungguhnya diuji saat negara tersebut berada dalam situasi tidak normal atau krisis seperti yang terjadi saat ini. Sejak awal penyebaran hingga saat ini, tidak ada satupun negara, bahkan negara maju sekalipun, yang siap menghadapi serangan virus ini. Namun, memang harus diakui negara-negara yang sejak lama mempunyai sistem kesehatan publik yang mantap dan tata kelola pemerintahan yang baik lebih cepat pulih dari hantaman virus ini.
“Semua negara kalang kabut menghadapi pandemi ini. Tidak ada yang siap. Semua negara rentan. Namun kalau kita lihat negara-negara yang saat ini berhasil menanggulangi corona adalah negara yang memang punya sistem kesehatan publik yang mantap dan tata kelola pemerintahan yang baik yang semuanya itu dikelola oleh seorang pemimpin yang mempunyai visi jelas,” ujar Fahira Idris, di Jakarta (1/7).
Menurut Fahira, strategi penanggulangan corona di berbagai negara pasti berbeda-beda karena disesuaikan dengan kondisi negara tersebut. Di berbagai negara yang sebelumnya mengambil opsi karantina wilayah (lockdown) disertai manajemen dan tata kelola yang baik terutama kesiapan jaringan sosial, kini sudah mulai menata dan menggeliatkan kembali ekonominya karena sudah mampu mengendalikan transmisi virus bahkan sudah nol kasus positif misalnya Vietnam dan Selandia Baru.
Selain itu terdapat juga negara yang tidak memilih opsi karantina wilayah tetapi juga secara efektif mampu mengendalikan virus misalnya Taiwan dan Korea Selatan. Kunci keberhasilan negara yang tidak memilih karantina wilayah ini selain kesiapan sistem kesehatan adalah kebijakan tes massal, pelacakan, peningkatan komunikasi publik dan penggunaan teknologi serta tentu kedisiplinan masyarakatnya.
Namun, sayangnya hingga saat ini, lanjut Fahira terdapat banyak negara di dunia yang masih harus mengeluarkan energi besar untuk menanggulangi corona. Negara-negara ini tidak hanya harus berjibaku menahan gelombang ekonomi yang terjun bebas tetapi juga berjibaku menahan laju penambahan kasus yang hingga saat ini belum sama sekali melandai.
“Walau berbeda pendekatan dan strategi, tetapi ada kesamaan dari negara-negara yang dinilai berhasil menanggulangi corona yaitu, pemimpinnya punya visi jelas dan pemerintahannya menjadikan sains dan data sebagai dasar kebijakan atau strategi mengendalikan virus. Jadi kombinasi visi yang jelas, percaya sains dan data menjadi kunci mengendalikan virus ini,” pungkas Senator DKI Jakarta ini. #