Tak Hanya Bangun Fisik, Tetapi Juga Manusia dan Budaya Membuat Jakarta Dipilih Sebagai Kota Sastra Dunia
Senator Dapil DKI Jakarta
Senator Dapil DKI Jakarta

Tak Hanya Bangun Fisik, Tetapi Juga Manusia dan Budaya Membuat Jakarta Dipilih Sebagai Kota Sastra Dunia

10 November 2021—Terpilihnya Jakarta sebagai Kota Sastra Dunia oleh Lembaga Pendidikan, Sains, can Budaya Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) tidak lepas dari menggeliatnya pembangunan budaya dan sumber daya manusia dalam beberapa tahun terakhir ini. Selama empat tahun terakhir, tidak hanya pembangunan infrastruktur fisik yang mewarnai Kota Jakarta, tetapi juga pembangunan berbagai infrastruktur non fisik terutama sumber daya manusia dan budaya.

Anggota DPD RI yang juga Senator DKI Jakarta mengungkapkan selama empat tahun terakhir ini terjadi keseimbangan antara pembangunan infrastruktur fisik dan pembangunan nonfisik di Jakarta. Keseimbangan ini semakin selaras karena berbagai pembangunan infrastruktur fisik di Jakarta juga diarahkan untuk mendukung pembangunan nonfisik terutama pembangunan sumberdaya manusia dan budaya. Pembangunan sumberdaya manusia ditujukan mendukung perkembangan kreativitas warga untuk menyokong pembangunan budaya mulai dari literasi, musik, kerajinan dan seni daerah, desain, sinema, sastra, seni digital, hingga gastronomi (keterkaitan antara budaya dan makanan sebagai salah satu produk budaya).

“Aktivitas budaya dan perkembangan kreativitas di Jakarta dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini cukup menggeliat karena ada keberpihakan baik anggaran, fasilitas, infrastruktur pendukung dan lainnya dari Pemprov DKI Jakarta. Artinya, sejak perencanaan maupun implementasinya, Jakarta berhasil untuk menempatkan budaya dan kreativitas sebagai jantung pembangunan Kota. Akibatnya, semua denyut budaya mulai dari pendidikan, aktivitas literasi mulai dari perpustakaan, toko buku, pusat-pusat budaya, festival sastra, hingga pameran buku, termasuk partisipasi warga bersemai. Di tambah sejarah perkembangan Kota Jakarta terutama sejak zaman kolonial yang sudah menjadi pusat aktivitas literasi membuat kota ini layak diganjar sebagai Kota Sastra Dunia,” ujar Fahira Idris dalam keterangan tertulisnya (10/11).

Menurut Fahira, kota-kota di berbagai belahan dunia terutama di negara-negara maju sejak beberapa dekade lalu, dengan cara dan strateginya masing-masing, telah menggunakan budaya sebagai landasan pembangunan baik pembangunan fisik dan terlebih pembangunan sumberdaya manusianya. Di kota-kota seperti ini, kegiatan-kegiatan budaya dan literasi misalnya festival atau pameran buku, musikal, teater dan seni menjadi bagian dari program pembangunan.

“Kota-kota seperti ini biasanya mempunyai jaringan perpustakaan dan toko buku yang banyak, jaringan penerbitan yang luas, memiliki ragam komunitas literasi, dan memiliki banyak sumber daya manusia yang memiliki kemampuan menulis kreatif. Saya berharap terus terjadi penguatan pembangunan sumberdaya manusia di Jakarta agar kota ini dipenuhi orang-orang kreatif. Di masa depan kemajuan sebuah kota ditentukan oleh kreativitas warganya,” pungkas Fahira. #

Foto: Jauh Sebelum Pandemi

Related Posts

Leave a Reply

Sampaikan aspirasimu!