Catatan 2025 Fahira Idris: Jakarta Sudah On The Track, Tetapi Ke Depan akan Penuh Tantangan
Senator Dapil DKI Jakarta
Senator Dapil DKI Jakarta

Catatan 2025 Fahira Idris: Jakarta Sudah On The Track, Tetapi Ke Depan akan Penuh Tantangan

Menutup tahun 2025, Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta Fahira Idris menyampaikan catatan akhir tahun terhadap kondisi dan arah pembangunan Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur Pramono Anung dan Wakil Gubernur Rano Karno. Menurutnya, Jakarta telah berada di jalur yang tepat (on the track) dalam proses transformasi menuju kota global, meskipun ke depan tantangan yang dihadapi akan semakin kompleks dan membutuhkan konsistensi kebijakan.

Senator Jakarta ini menilai, sepanjang 2025 Pemprov DKI Jakarta menunjukkan keseriusan dalam memperkuat layanan publik, memperbaiki tata kelola pemerintahan, serta mendorong wajah baru Jakarta yang lebih tertata dan modern. Penguatan transportasi publik, digitalisasi layanan, hingga pengembangan simpul-simpul kota menjadi indikator bahwa arah pembangunan Jakarta mulai lebih berorientasi pada kenyamanan dan kebutuhan warga.

Namun demikian, Fahira Idris mengingatkan bahwa capaian tersebut harus dibarengi dengan keberanian menghadapi tantangan struktural yang masih membayangi. Salah satunya adalah menjadikan kualitas lingkungan dan kehidupan warga sebagai indikator utama keberhasilan pembangunan.

“Ke depan, selain pertumbuhan ekonomi atau banyaknya proyek fisik, ukuran kemajuan Jakarta juga harus dilihat dari kemampuan menghadirkan udara yang lebih bersih, ruang terbuka hijau yang bertambah, dan lingkungan permukiman yang lebih sehat. Peningkatan dan pemerataan cakupan air bersih di seluruh wilayah Jakarta terutama kampung-kampung kota, juga jadi syarat mutlak bagi Jakarta jika ingin jadi kota global. Saya memandang Jakarta selama setahun terakhir ini sudah on the track, tetapi ke depan akan penuh tantangan,” ujar Fahira Idris di Jakarta (30/12).

Salah satu tantangan utama Jakarta di tahun-tahun mendatang adalah bagaimana memperkuat kolaborasi aglomerasi Jabodetabek. Fahira Idris menekankan bahwa persoalan banjir, polusi udara, dan kemacetan tidak bisa diselesaikan Jakarta sendirian. Diperlukan kerja sama yang lebih konkret antara Jakarta dengan daerah penyangga, mulai dari pengelolaan daerah hulu–hilir sungai, integrasi transportasi antardaerah, hingga pengendalian sumber polusi udara. Tanpa sinergi regional yang kuat, masalah-masalah ini akan terus berulang.

Di bidang sosial, Fahira Idris menyoroti pentingnya memastikan transformasi yang saat ini sedang berlangsung di Jakarta berjalan inklusif dan berkeadilan. Ini artinya, penguatan akses terhadap hunian layak, ketahanan kota dan warga terhadap bencana terutama banjir, peningkatan rasa aman di ruang publik, serta perlindungan yang lebih kuat bagi kelompok rentan (warga miskin kota, pekerja informal, perempuan, anak, lansia, dan penyandang disabilitas) perlu dijadikan indikator utama keberhasilan Jakarta. Untuk itu, ke depan pembangunan Jakarta perlu semakin diarahkan agar manfaatnya dirasakan lebih merata oleh seluruh warga.

Selain itu, Fahira Idris yang juga aktivis sosial ini mendorong agar ruang partisipasi warga dalam perencanaan kota dibuka lebih luas dan bermakna. Prinsip right to the city harus diwujudkan dalam praktik. Warga perlu dilibatkan sejak awal dalam penataan kawasan, pembangunan ruang publik, hingga kebijakan lingkungan, sehingga Jakarta sebagai sebuah kota, benar-benar dirasakan sebagai milik bersama.

“Jakarta sudah berada di jalur yang benar. Tantangannya adalah menjaga konsistensi, keberanian mengambil keputusan strategis, serta memastikan pembangunan selalu berpihak pada warga. Jika ini dijaga, Jakarta bukan hanya akan menjadi kota besar, tetapi kota yang adil, sehat, berketahanan dan layak huni bagi semua,” pungkasnya.#

Related Posts

Leave a Reply

Sampaikan aspirasimu!