Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta Fahira Idris, menegaskan bahwa gotong royong merupakan jiwa Pancasila yang membuat Indonesia selalu mampu bangkit di tengah bencana. Menurutnya, setiap kali terjadi bencana, rakyat Indonesia bahu membahu dan bergerak membantu sesama.
“Di saat bencana, rakyat Indonesia menunjukkan implementasi Pancasila dalam bentuk paling nyata. Itulah jiwa bangsa kita, jiwa Pancasila,” ujar Fahira Idris dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI (Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) di Kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (11/12).
Senator Jakarta ini mengungkapkan bahwa aksi solidaritas masyarakat adalah wujud hidup dari Sila Kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, serta Sila Ketiga, Persatuan Indonesia. Ia menyebut bahwa gotong royong bukan hanya tradisi lokal, tetapi kekuatan sosial yang menjaga keutuhan bangsa.
Namun demikian, kata Fahira Idris, negara tetap memegang peran sentral dalam penanggulangan bencana. Oleh karena itu, solidaritas rakyat harus diperkuat oleh sistem mitigasi dan manajemen bencana yang efektif. Gotong royong rakyat akan semakin berdampak ketika bergerak beriringan dengan kerja Pemerintah sehingga bisa saling melengkapi, saling menguatkan, dan bahu-membahu dalam satu tujuan yang sama, yaitu melindungi keselamatan warga.
Menurutnya, aksi masyarakat di lapangan justru menjadi energi positif yang mendukung langkah-langkah Pemerintah dalam penanganan bencana. Informasi dari relawan, gerakan donasi masyarakat, hingga bantuan logistik dari komunitas lokal sering menjadi faktor penting yang membantu Pemerintah mempercepat identifikasi kebutuhan dan penyaluran bantuan.
Fenomena yang juga sangat positif adalah, era digital saat ini mampu memperkuat semangat gotong royong. Dalam hitungan menit setelah bencana, linimasa dipenuhi tautan donasi, ajakan relawan, hingga daftar kebutuhan mendesak.
“Selama gotong royong hidup, Indonesia akan selalu kuat. Itulah jiwa Pancasila yang membuat kita mampu menghadapi segala tantangan,” pungkasnya. #
