Penghapusan sistem penjurusan di sekolah menengah atas (SMA) yang merupakan salah satu implementasi Kurikulum Merdeka adalah terobosan baik bagi dunia pendidikan di Indonesia. Namun, kebijakan ini bisa menimbulkan risiko jika tidak dikelola dengan baik. Untuk itu, perlu strategi guna memastikan penghapusan jurusan di SMA berjalan efektif.
Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta yang juga pemerhati pendidikan Fahira Idris mengharapkan, penghapusan jurusan di SMA dapat berjalan dengan baik dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeksplorasi potensi sambil memastikan mereka mendapatkan bimbingan yang memadai dalam menentukan masa depannya. Oleh karena itu, agar kebijakan ini efektif perlu diperkuat dengan program tambahan yang mengiringinya.
“Setidaknya ada lima program yang harus mengiringi kebijakan penghapusan sistem penjurusan di SMA. Pertama, penguatan peran guru bimbingan konseling. Kedua, program orientasi dan penilaian minat-bakat. Ketiga, sistem pembimbingan berkelanjutan. Keempat, kolaborasi dengan orang tua dan kelima, evaluasi dan penyesuaian kebijakan,” ujar Fahira Idris di Jakarta (24/7).
Menurut Senator Jakarta ini, penguatan peran guru bimbingan konseling idealnya menjadi pilar utama dalam mendampingi siswa mengeksplorasi minat dan bakat. Untuk itu, peran guru konseling perlu diperluas dan ditingkatkan. Ini artinya, harus ada program pelatihan berkelanjutan untuk melatih guru bimbingan konseling tentang metode penilaian minat dan bakat siswa, kemampuan berkomunikasi efektif dengan siswa, dan teknik pembimbingan. Konsekuensi lain dari kebijakan ini juga adalah harus ada penyesuaian jumlah guru konseling dengan jumlah siswa untuk memastikan setiap siswa mendapatkan bimbingan yang memadai.
Untuk program orientasi dan penilaian minat-bakat, setiap siswa idealnya menjalani program orientasi dan penilaian minat-bakat pada awal masa SMA. Program ini bertujuan untuk memberikan gambaran awal mengenai kemampuan, minat, dan potensi siswa, sehingga dapat diarahkan pada mata pelajaran yang sesuai.
Sementara itu, sistem pembimbingan berkelanjutan artinya pembimbingan tidak hanya diberikan pada awal masa sekolah tetapi dilakukan secara berkelanjutan. Guru bimbingan konseling akan menyediakan sesi bimbingan reguler untuk memantau perkembangan siswa dan menyesuaikan paket pelajaran sesuai dengan perkembangan minat dan bakat mereka.
Program selanjutnya yang juga sangat penting agar kebijakan penghapusan jurusan ini efektif adalah mengeratkan kolaborasi dengan orang tua dengan melibatkan orang tua dalam proses pengambilan keputusan pendidikan anak. Oleh karena itu, sekolah perlu menggelar sesi konsultasi dan seminar sehingga orang tua dapat lebih memahami minat dan bakat anak serta mendukung keputusan mereka dalam memilih mata pelajaran.
“Terakhir yang juga sangat penting adalah terus melakukan evaluasi dan penyesuaian kebijakan. Evaluasi bertujuan mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang muncul. Pendekatan yang fleksibel dan adaptif penting diterapkan untuk menyesuaikan kebijakan ini berdasarkan feedback dari siswa, guru, dan orang tua,” pungkas Fahira Idris. #