Majelis Ulama Indonesia (MUI), sejak didirikan pada 26 Juli 1975 oleh para ulama, zu’ama, dan cendekiawan muslim, telah memainkan peran sentral dalam kehidupan umat Islam dan antar-umat beragama di Indonesia. Sebagai pelindung dan pelayan umat, MUI tidak hanya menjadi rujukan utama bagi umat Islam dalam berbagai persoalan keagamaan dan sosial, tetapi juga sebagai simbol penguatan umat. Melalui peranannya, MUI telah berhasil mempromosikan ukhuwah Islamiyah dan kerukunan antar-umat beragama, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
Anggota DPD RI Dapil DKI Fahira Idris mengungkapkan, selama 49 tahun, MUI telah konsisten mendampingi umat dan berperan aktif dalam menyikapi berbagai kebijakan publik serta isu-isu sosial dan ekonomi. Tidak hanya menjadi rujukan persoalan keagamaan, dalam perkembangannya, MUI juga menjadi panduan umat dalam isu-isu pemberdayaan masyarakat, keadilan sosial, bahkan hingga pelestarian lingkungan hidup.
“Apresiasi untuk MUI yang semakin konsisten mendampingi umat dan semakin responsif terhadap isu publik dan perkembangan sosial, politik, dan teknologi. MUI terus berupaya menjadi panduan umat dan bangsa terhadap berbagai isu mulai dari isu kemanusiaan, perubahan iklim, kemiskinan, kemajuan teknologi informasi serta dinamika lokal dan global lainnya. Dengan kapasitas, pengalaman, keilmuan, dan daya adaptif yang telah terbukti selama ini, MUI berhasil menjalankan peranannya dengan sangat baik,” ujar Fahira Idris yang juga merupakan cucu dari KH Hasan Basri, Ketua Umum MUI periode 1985–1998.
Menurut Senator Jakarta ini, dengan kapasitas, pengalaman, keilmuan, dan daya adaptif yang telah terbukti selama ini, MUI juga berhasil memperkuat posisinya sebagai otoritas moral dan spiritual yang mampu memberikan panduan yang relevan dan solutif dalam menghadapi tantangan zaman. Untuk isu-isu global, seperti perubahan iklim misalnya, MUI mampu memiliki perspektif yang lebih luas dan inklusif. Upaya MUI umat mendorong kesadaran ekologis di kalangan umat dan bangsa serta mendukung upaya-upaya konservasi lingkungan patut diapresiasi. Fatwa dan panduan MUI tentang perubahan iklim dapat menjadi instrumen penting dalam mengarahkan perilaku menuju praktik dan kebijakan pembangunan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Dengan pendekatan yang inklusif, adaptif, dan progresif, MUI terus menjadi pelindung dan pelayan umat, serta menjaga keberlanjutan peranannya sebagai ‘rumah besar’ umat Islam di Indonesia,” pungkas Fahira Idris. #