Walau pencalonan dan pendaftaran presiden dan wakil presiden baru akan dimulai pada 19 Oktober -25 November 2023, tetapi saat ini sudah muncul sosok-sosok yang hampir dipastikan berlaga dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Sosok-sosok bakal calon presiden (Capres) ini mempunyai tanggung jawab membawa Pilpres 2024 didominasi oleh adu rekam jejak dan gagasan untuk mengubur upaya pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang ingin Pilpres 2024 diwarnai sentimen kebencian.
Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta Fahira Idris mengungkapkan, suasana Pilpres 2024 harus lebih baik dari sebelumnya. Polarisasi yang terjadi di Pilpres 2024 ini diharapkan didasarkan atas rekam jejak, ide, gagasan dan visi besar untuk Indonesia ke depan, bukan berdasarkan sintemen yang tidak berdasar apalagi dibalut dengan politik kebencian. Salah satu strategi agar Pilpres 2024 diwarnai adu gagasan dan rekam jejak adalah para bakal capres diharapkan rutin memberikan pandangan dan solusinya terhadap berbagai persoalan dan tantangan yang dihadapi Indonesia secara terbuka kehadapan rakyat.
“Saya harus memberi apresiasi kepada Pak Anies yang sudah memulai kontestasi Pilpres 2024 dengan menebar gagasan dan rekam jejak dengan rutin menggelar pidato kebangsaan di berbagai kesempatan termasuk di puncak perayaan Milad PKS kemarin. Ini budaya baik, agar Pilpres 2024 diwarnai adu gagasan dan rekam jejak. Saya berharap, para bakal capres yang lain juga rutin menggelar pidato kebangsaan untuk mengurai berbagai persoalan dan tantangan bangsa serta menyampaikan tawaran solusi. Saya meyakini, jika para bakal capres secara berkala menyampaikan gagasan dan rekam jejaknya secara terbuka kepada publik luas, maka percakapan antar rakyat juga akan lebih substantif, bukan adu sentimen yang tidak berdasar,” ujar Fahira Idris di Jakarta (21/5).
Menurut Senator Jakarta ini, polarisasi menjelang Pemilu 2024 tidak bisa dihindari dan menjadi sebuah keniscayaan. Polarisasi akan menjadi masalah, jika isu utamanya bukan hal-hal yang substantif tetapi sentimen tidak berdasar yang melahirkan gesekan keras dan kebencian. Namun, selama polarisasi dikarenakan perbedaan ide dan gagasan serta solusi dalam memandang persoalan dan tantangan bangsa, maka polarisasi tidak akan melahirkan gesekan keras dan kebencian karena semuanya didasarkan argumen dan rasionalitas.
“Saya mau ingatkan para bakal capres, bahwa mereka punya tanggung jawab memberikan pendidikan politik yang sehat kepada rakyat. Caranya, ajak rakyat, pemilih, pendukung termasuk tim sukses masing-masing untuk mewarnai Pilpres 2024 dengan adu gagasan dan rekam jejak. Oleh karena itu, penting bagi para bakal capres ini secara berkala menyampaikan pandangannya tentang berbagai persoalan bangsa salah satunya lewat pidato kebangsaan. Jangan sampai panggung Pilpres 2024 dikuasai oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang sukanya menebar kebencian,” pungkas Fahira Idris. #