Ramadan tahun ini, pasukan Israel kembali menyerang Masjid Al Aqsa dan warga Palestina yang sedang beribadah. Serangan dilakukan dengan melempar granat kejut di area masjid dan juga kepada jamaah. Walau berbagai kecaman dilontarkan beberapa negara di dunia, tetapi Israel tidak bergeming sama sekali. Rezim apartheid Israel secara biadab terus melakukan penyerangan kepada warga Palestina yang sedang beribadah di masjid suci yang menjadi arah kiblat pertama bagi umat Islam dan penyerangan ini selalu terjadi di bulan suci Ramadan.
“Sudah entah berapa banyak kecaman dunia internasional terhadap kekejaman rezim apartheid Israel terhadap warga Palestina. Namun, berbagai bentuk kekejaman dan kebrutalan itu bukan mereda, tapi malah semakin menjadi-jadi. Rezim apartheid Israel sudah tak mempan lagi dikecam. Mereka besar kepala karena didukung negara-negara Barat dan sudah mulai diterima eksistensinya oleh beberapa negara muslim. Jika tidak ada aksi nyata terutama dari negara-negara di dunia, maka sampai kapanpun kejahatan apartheid terhadap warga Palestina akan semakin menjadi-jadi,” ujar Anggota DPD RI Fahira Idris di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta (6/4).
Fahira Idris mengungkapkan, penyerangan terhadap warga Palestina yang sedang beribadah di Masjid Al Aqsa adalah sebagian kecil dari kekejaman dan kebrutalan Israel. Sudah berdekade-dekade warga Palestina harus merasakan tanah dan propertinya disita secara besar-besaran, pembunuhan di luar hukum, pemindahan paksa, pembatasan pergerakan secara drastis dan masif serta penolakan kewarganegaraan.
Sejak pendudukan Israel di tanah Palestina terutama pada 1967, lanjut Fahira, orang Palestina sudah diperlakukan sebagai kelompok ras dan bangsa yang lebih rendah sehingga begitu mudahnya hak-hak mereka dirampas secara sistematis tanpa prikemanusiaan oleh Israel. Selama berpuluh-puluh tahun, warga Palestina yang semula hidup bebas merdeka di tanah airnya, menjadi terasing, tanah dan hak hidupnya dirampas, serta dikucilkan.
Menurut Fahira Idris, Israel membangun sebuah sistem yang dilembagakan oleh satu kelompok ras atas yang lain untuk menindas orang Palestina. Penindasan rasis terhadap jutaan orang Palestina yang dilembagakan dan berkepanjangan inilah yang disebut rezim apartheid Israel.
“Rezim apartheid ini pernah terjadi di Afrika Selatan dan menjadi salah satu sejarah kelam dunia. Sejarah kelam ini sedang dipraktikkan kembali oleh Israel terhadap Palestina. Rezim apartheid ini sebuah kejahatan terhadap kemanusiaan sehingga seharusnya tidak boleh terjadi lagi. Negara-negara di dunia yang mendukung dan memberi kelonggaran terhadap Israel sama saja menyetujui praktik apartheid, pelanggaran HAM dan membiarkan sejarah kelam dalam peradaban dunia terjadi lagi,” pungkas Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta ini. #