Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta Fahira Idris menyampaikan apresiasi kepada Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dan jajaran Pemprov DKI, para pelaku usaha, UMKM dan pemangku kepentingan atas capaian ekonomi yang mengesankan sepanjang 2025. Pertumbuhan investasi yang meningkat 6,4 persen hingga mencapai Rp204,13 triliun, penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka menjadi 6,05 persen, serta pendapatan daerah yang telah menyentuh Rp68,53 triliun per 20 November 2025, menjadi sinyal kuat bahwa perekonomian ibu kota bergerak di jalur yang positif.
Senator Jakarta ini mengungkapkan, kombinasi kebijakan yang tepat, iklim investasi yang semakin kondusif, dan daya tahan pelaku usaha membuat Jakarta tetap menjadi pusat pertumbuhan ekonomi nasional di tengah dinamika global yang menantang.
“Capaian ini menunjukkan bahwa Jakarta memiliki fundamental ekonomi yang kuat. Pertumbuhan investasi yang tinggi dan turunnya angka pengangguran menandakan bahwa kebijakan pembangunan yang dijalankan Pemprov DKI berjalan ke arah yang benar dan memberi manfaat langsung bagi masyarakat,” ungkap Fahira dalam keterangan tertulisnya (23/1).
Fahira Idris menilai pertumbuhan investasi yang menembus Rp204,13 triliun pada kuartal III-2025., bukan sekadar angka, tetapi bukti kepercayaan dunia usaha pada stabilitas ekonomi Jakarta. Serapan tenaga kerja yang mencapai ratusan ribu orang memperlihatkan bahwa geliat investasi memberikan dampak nyata pada kehidupan warga. Di sisi lain, peningkatan pendapatan daerah hingga Rp68,53 triliun menunjukkan bahwa mesin ekonomi Jakarta bekerja lebih efektif. Stabilnya inflasi dan aktivitas perdagangan yang terjaga turut menyokong kinerja penerimaan ini.
Namun, meski apresiasi patut diberikan, Fahira Idris mengingatkan bahwa pencapaian ini harus menjadi pijakan untuk melangkah lebih jauh. Ia menegaskan bahwa Jakarta sebagai kota global membutuhkan konsistensi, inovasi, dan kerja sama yang lebih kuat antara pemerintah daerah dan pusat.
Untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Jakarta, Fahira Idris menyampaikan lima rekomendasi strategis. Pertama, memperkuat ekosistem investasi yang ramah, efisien, dan memberikan kepastian usaha. Pelayanan perizinan harus semakin cepat, transparan, dan bebas hambatan agar investasi tidak berhenti pada tahap komitmen, tetapi benar-benar terealisasi dan berdampak ekonomi.
Kedua, mendorong diversifikasi sektor investasi menuju ekonomi masa depan. Jakarta perlu memperbesar porsi investasi pada sektor kesehatan, digital, energi bersih, telekomunikasi, dan transportasi publik, agar struktur ekonomi lebih modern dan kompetitif.
Ketiga, memberikan dukungan penuh bagi UMKM sebagai penggerak ekonomi rakyat. Momentum pertumbuhan ekonomi harus dirasakan langsung UMKM melalui insentif, digitalisasi, akses pembiayaan, dan pembukaan pasar yang lebih luas. Keempat, menjaga stabilitas harga melalui penguatan rantai pasok pangan dan kolaborasi daerah pemasok. Stabilitas inflasi menjadi salah satu penopang kinerja ekonomi. TPID perlu menjaga kestabilan pasokan dan harga komoditas strategis untuk melindungi daya beli masyarakat.
Kelima, mempercepat proyek strategis daerah untuk memperkuat daya saing Jakarta. Dari pengelolaan sampah, air bersih, transportasi publik, hingga mitigasi banjir dan penurunan muka tanah, semua proyek prioritas harus direalisasikan lebih cepat melalui kolaborasi pemerintah–swasta.
“Ekonomi Jakarta saat ini sedang berada dalam fase yang sangat positif. Pertumbuhan investasi, penurunan pengangguran, dan peningkatan pendapatan daerah merupakan fondasi penting bagi terwujudnya visi Jakarta sebagai kota global yang berdaya saing, modern, dan menyejahterakan seluruh warganya,” pungkas Fahira Idris. #





