Jakarta, 16 Oktober 2019—Hari ini (16/10) genap dua tahun Anies Baswedan memimpin Kota Jakarta. Berbagai capaian, prestasi, dan penghargaan berhasil diraih, walau ke depan masih banyak tantangan dan kompleksitas persoalan yang harus dihadapi. Selama dua tahun ini banyak kalangan menilai kepemimpinan Anies sudah berada di jalur yang benar.
Anggota DPD RI atau Senator DKI Jakarta mengungkapkan dari catatannya berbagai capaian telah dicapai Kota Jakarta selama dua tahun terakhir ini. Mulai dari pembatalan reklamasi, terobosan mengintegrasikan antarmoda transportasi, menumbuhkan ekonomi Jakarta di atas rata-rata nasional, KJP Plus yang implementasinya semakin baik, menjadikan Jakarta sebagai provinsi dengan indeks demokrasi tertinggi di Indonesia, membuka kesempatan kerja lebih luas di Jakarta, hingga berhasil menjadikan Jakarta tiga besar kota terbaik dunia untuk perbaikan sistem transportasi.
Namun bagi Fahira, capaian terbesar Anies Baswedan selama dua tahun ini adalah berhasil mengubah paradigma pembangunan di Jakarta. Jika pemimpin sebelumnya masih menempatkan dirinya sebagai administrator dan warga sebagai penghuni atau Pemerintah Provinsi (pemprov) dijadikan sebagai penyedia jasa dan warga sebagai konsumen, tetapi kini paradigma tersebut sudah berganti.
Dulu, sambung Fahira warga hanya jadi penonton karena semua keputusan ada di kantor gubernur. Tetapi kini era tersebut sudah berakhir. Pemprov DKI Jakarta sudah berubah menjadi kolaborator sedangkan warga sebagai kreator. Warga yang dulu dianggap bagian dari masalah, kini sudah menjadi bagian dari solusi.
“Lihat apa yang Anies lakukan sekarang di Kampung Akuarium yang dulu digusur karena dianggap menjadi masalah. Tetapi dengan paradigma pembangunan baru, warga Kampung Akuarium menjadi bagian dari solusi. Kampung mereka yang tinggal puing-puing akan dibangun kembali bahkan warga diberi ruang seluas-luasnya untuk merencanakan wajah kampung yang mereka inginkan. Itulah cara mudah melihat bagaimana paradigma pembangunan Jakarta saat ini dan bagi saya itu capaian terbesar,” tukas Fahira Idris di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta (16/10).
Fahira mengungkapkan, jika Jakarta hendak lompat menjadi city 4.0, paradigma pembangunan di mana pemerintah berperan sebagai kolaborator sedangkan warga sebagai kreator memang menjadi sebuah keniscayaan. Karena jika masih mengusung konsep pembangunan lama, maka Jakarta akan terus terperangkap pada pola pembangunan yang usang karena memusatkan semua kehendak ada di gubernur saja.
Satu lagi capaian besar Anies yang luput dari perhatian publik dan amatan lembaga-lembaga survei adalah keberpihakannya terhadap PAUD baik kesejahteraan gurumaupun peningkatkan fasilitas. Keberpihakan kepada PAUD sangat tepat karena di PAUD inilah sejatinya masa keemasan anak. Di masa inilah pembentukan karakter anak menjadi pribadi yang tangguh.
“Dana hibah awal dari DKI untuk Guru PAUD sebesar Rp 22 miliar di mana tiap guru PAUD akan diberikan Rp 500 ribu per bulan dan program bedah fasilitas 1.000 PAUD adalah investasi luar bisa bagi pembentukan karekter anak-anak Jakarta. Ini capaian yang patut diapresiasi,” pungkas Fahira. #