Memasuki usia ke-51, Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) semakin meneguhkan diri menjadi perekat dan pemersatu bangsa, menjaga netralitas dan tidak terlibat dalam politik praktis serta berkomitmen terhadap kepentingan bangsa dan negara. Selain itu, sebagai wadah aparatur sipil negara (ASN), tantangan yang pasti akan terus dihadapi Korpri adalah semakin tingginya ekspektasi masyarakat terhadap pelayanan publik di mana ASN adalah motor penggeraknya.
Anggota DPD RI Fahira Idris mengungkapkan, sebagai tulang punggung pelayanan publik di seluruh wilayah Indonesia sudah banyak kemajuan dan inovasi yang dipersembahkan oleh anggota Korpri. Namun, pelayanan publik adalah sebuah pekerjaan berkelanjutan karena harus terus mengikuti dinamika perkembangan zaman. Pelayanan publik yang sudah baik dan mutakhir hari ini, belum tentu dianggap efektif dan efisien dalam dua atau lima tahun ke depan. Oleh karena itu, inovasi harus menjadi napas aktivitas anggota Korpri.
“Ekspektasi masyarakat yang semakin tinggi akan terus jadi tantangan Korpri. Oleh karena itu inovasi harus terus dilakukan terutama dalam pelayanan publik, terlebih kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi yang begitu cepat. Saat ini, saya melihat banyak talenta ASN bermutu yang tentunya harus difasilitasi dan diberi ruang kreasi oleh Korpri sebagai wadah organisasi. Kita harus ingat bahwa pelayanan publik prima menjadi prasyarat kemajuan sebuah bangsa. Itulah kenapa Korpri menjadi salah satu fundamen Indonesia Emas 2045,” ujar Fahira Idris di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta (29/11).
Menurut Fahira, transformasi Korpri menjadi organisasi profesi yang profesional dan mandiri di mana para anggotanya berintegritas, orientasi kepublikan, menerapkan budaya pelayanan yang tinggi, serta memiliki wawasan global akan menjadi salah satu fundamen menggapai cita-cita Indonesia Emas 2045. Dalam melakukan kerja transformasi ini, Korpri sebagai wadah harus menjaga organisasi dan para anggotanya dari politisasi birokrasi dan dalam rangka memperkuat profesionalisme anggotanya.
“Terus memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menciptakan terobosan layanan publik yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel akan menjadi kunci transformasi Korpri. Implementasi budaya kerja yang mampu mengarahkan untuk selalu berpikir out of the box yang sudah mulai diterapkan berbagai institusi Pemerintahan harus diluaskan sehingga menjadi budaya kerja yang umum dimiliki semua ASN di Indonesia,” pungkas Senator Jakarta ini.
Sebagai informasi, Korpri adalah organisasi yang anggotanya terdiri dari Aparatur Sipil Negara, pegawai BUMN, BUMD serta anak perusahaan. Organisasi ini didirikan pada tanggal 29 November 1971.