Biasanya dibalik kemegahan dan gemerlap sebuah proyek pembangunan infrastruktur menyisakan kisah tidak menyenangkan dari warga yang terdampak atau yang harus tergusur. Namun, di Jakarta selama empat tahun terakhir ini paradigma pembangunan seperti itu mulai ditinggalkan. Warga yang terdampak atas sebuah pembangunan infrastruktur tidak hanya dipenuhi hak-haknya tetapi diberi solusi agar derajat kehidupannya lebih baik dengan menempati hunian yang lebih layak dan dapat terus melanjutkan pekerjaan sebelumnya seperti yang terjadi di Kampung Bayam yang warganya terdampak pembangunan Jakarta International Stadium (JIS).
Anggota DPD RI yang juga Senator DKI Jakarta Fahira Idris mengungkapkan selain pembangunan fisik terutama yang terkait kepentingan publik, perubahan terbesar yang terjadi di Jakarta selama empat tahun terakhir ini adalah paradigma pembangunan yang mengedepankan nilai-nilai kemanusian. Pembangunan infrastruktur semegah apa pun tidak akan bermakna jika dalam implementasinya mengabaikan hak-hak masyarakat terutama yang terdampak atas pembangunan itu.
“Prinsip dasar pembangunan yaitu menjadikan masyarakat sebagai subjek atau titik sentral pembangunan benar-benar diimplementasikan dengan baik di Jakarta selama empat tahun terakhir ini. Pembangunan Kampung Susun Bayam adalah salah satunya. Gemerlap JIS juga harus dirasakan warga yang terdampak dan inilah yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta. Warga yang terdampak tidak ditinggalkan, tetapi dirangkul, dipenuhi hak-haknya dan diajak kolaborasi untuk membangun hunian baru yang tidak hanya lebih layak tetapi mampu menjadi titik ungkit meningkatkan derajat kehidupan warga. Kampung Susun Bayam adalah wajah nyata keadilan pembangunan di Jakarta ,” ujar Fahira Idris di Komplek Parlemen, Senayan Jakarta (9/5).
Menurut Fahira, paradigma pembangunan Jakarta yang menjadikan warganya sebagai subjek dan sebagai kreator pembangunan tidak lepas dari konsistensi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang ingin mengembalikan pembangunan sesuai cita-cita para pendiri bangsa yang telah dituangkan dengan tegas dalam konstitusi. Sebuah pembangunan yang berlandaskan atas penghormatan kemanusian dan keadilan sosial.
“Pembangunan itu harus berpihak yaitu berpihak kepada mereka yang lemah dan dilemahkan. Pembangunan itu harus membela yaitu membela mereka yang terpinggir dan dipinggirkan. Kampung Susun Akuarium, Kampung Susun Kampung Bayam dan banyak program penataan kampung kota lainnya di Jakarta adalah implementasinya nyata pembangunan sesuai cita-cita kemerdekaan,” pungkas Fahira Idris.
Sebagai informasi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mencanangkan pembangunan Kampung Susun Bayam, Pademangan untuk para warga yang terdampak pembangunan JIS (7/5). Kampung Susun Bayam terdiri dari tiga blok/gedung dengan empat lantai yang diperuntukkan bagi 135 kepala keluarga, ditambah tiga unit hunian khusus difabel, sehingga total 138 unit hunian. Konsep desain Kampung Susun Bayam mengambil konsep Mezzanine (Hunian Bertumbuh), yakni pada satu lantai bangunan terdapat dua lantai fungsional. Kampung Susun Bayam juga memiliki fasilitas pendukung, seperti unit usaha warga, koperasi dan gudang, musala, tempat wudhu, taman kanak-kanak dan perpustakaan, aula serbaguna, toilet umum, serta ramp difabel.#