Kebijakan PPKM berjenjang cukup efektif mengerem laju penularan Covid-19 di wilayah Indonesia yang sempat mengalami gelombang besar pada Juli 2021. Dalam dua bulan terakhir ini semua indikator penanggulangan pandemi di Indonesia menunjukkan tren positif. Penambahan jumlah kasus dan angka kematian mengalami penurunan signifikan. Situasi rumah sakit juga sudah jauh lebih baik karena pasien Covid-19 jauh berkurang. Namun, dalam penanggulangan pandemi, jika kasus di sebuah negara terus melandai artinya negara tersebut masih berada di tahap awal dalam usaha mengendalikan pandemi.
“Artinya, kasus yang terus melandai seperti yang terjadi dalam dua bulan belakangan bukan tujuan akhir dari upaya besar kita mengendalikan pandemi. Ini baru tahap awal keberhasilan kita karena tantangan sebenarnya adalah bagaimana strategi kita bisa terus mempertahankan bahkan meningkatkan tren baik tersebut hingga kita bisa benar-benar nol kasus atau tidak terjadi lagi penularan. Membaiknya situasi saat ini patut kita syukuri. Caranya mensyukurinya adalah tetap waspada jangan terlalu euforia. Kita harus belajar dari pengalaman negara lain yang situasinya sempat membaik tetapi kini malah terjadi lonjakan kasus kembali,” ujar Anggota DPD RI Fahira Idris di Komplek Parlemen, Senayan Jakarta (22/10).
Menurut Fahira, dinamika penanggulangan Covid-19 sangat cepat berkembang. Mulai dari ancaman mutasi virus dan varian-varian baru yang dikhawatirkan mampu menurunkan tingkat keampuhan vaksin, efikasi atau tingkat efektivitas vaksin dalam menangkal Covid-19 yang bervariasi (belum ada yang 100 persen) hingga kebijakan pelonggaran aktivitas, kestabilan jumlah tes sampai tingkat disiplin protokol kesehatan di masyarakat yang naik turun. Dinamika ini mengharus upaya penanggulangan Covid-19 di Indonesia sifatnya harus antisipatif sekaligus adaptif sehingga ancaman gelombang ketiga bisa dihindari.
Fahira mengungkapkan, implementasi empat strategi utama yaitu deteksi, terapeutik (perawatan), vaksinasi, dan perubahan perilaku yang menjadi andalan saat terjadi lonjakan kasus kemarin tidak boleh kendor. Deteksi misalnya, tidak lagi hanya tes epidemiologi dan tes screening, tetapi juga harus diperbanyak tes surveilans genom untuk melacak mutasi virus. Di situasi yang sudah membaik ini, rasio kontak erat yang dilacak juga harus diperluas agar penyebaran bisa dihentikan segera. Jika sebelumnya, sasaran utama vaksinasi adalah daerah-daerah dengan kasus dan mobilitas tinggi, sudah saat vaksinasi kini disebar merata ke seluruh wilayah Indonesia. Realisasi protokol kesehatan juga harus semakin ketat.
“Artinya tidak ada strategi tunggal dalam pengendalian pandemi ini. Tidak bisa hanya vaksinasi saja, tetapi deteksi, terapeutik, protokol kesehatan juga harus maksimal dijalankan. Selain itu semua strategi ini harus diimplementasikan beriringan agar dampaknya signifikan dalam mengendalikan pandemi. Jika kita terus konsisten, bukan tidak mungkin, Indonesia bisa nol kasus Covid-19,” pungkas Fahira Idris. #