Jelang Debat, Fahira Idris: Agar Berbobot, Titik Perdebatan Bisa Dimulai dari Persilangan Gagasan Capres/Cawapres Terkait Berbagai Isu
Senator Dapil DKI Jakarta
Senator Dapil DKI Jakarta

Jelang Debat, Fahira Idris: Agar Berbobot, Titik Perdebatan Bisa Dimulai dari Persilangan Gagasan Capres/Cawapres Terkait Berbagai Isu

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan jadwal, format dan tema Debat Calon Presiden dan Wakil Presiden (Capres-Cawapres) Pilpres 2024. Sesuai Undang-Undang Pemilu, Debat Pilpres 2024 akan digelar sebanyak lima kali yaitu tiga kali debat antarcapres dan dua kali debat antarcawapres. Publik berharap besar Debat Pilpres 2024 ini memberikan pencerahan kepada pemilih agar bisa memilih secara rasional.

Anggota DPD RI Fahira Idris mengungkapkan, gelaran debat capres-cawapres ini dapat dikatakan tahapan yang paling dinantikan rakyat Indonesia selama masa kampanye berlangsung. Oleh karena itu, secara substansi debat ini harus berbobot dan secara teknis harus menarik.

Menurut Fahira Idris, salah satu strategi agar Debat Pilpres 2024 ini menarik adalah dengan menemukan persilangan pendapat atau gagasan para capres tentang berbagai isu. Persilangan gagasan ini bisa dibedah dari visi misi paslon maupun bisa dilacak dari pernyataan atau komentar para paslon yang bertebaran di media massa, media sosial dan berbagai platform media digital lainnya.

“Misalnya soal IKN yang sudah jelas ada perbedaan gagasan setidaknya oleh salah satu paslon. Nah, salah satu dari rangkaian debat ini harus menjadikan persilangan gagasan soal IKN ini sebagai titik perdebatan agar rakyat mengetahui gagasan paslon mana yang paling rasional. Isu lain misalnya soal penguatan KPK, stunting, paradigma pembangunan infrastruktur dan program strategis nasional (PSN), penciptaan lapangan pekerjaan, dan isu lain juga harus ditelusuri seperti apa persilangan gagasan antarpaslon untuk kemudian dijadikan bahan perdebatan,” ujar Fahira Idris di Jakarta (7/12).

Strategi lain agar debat capres-cawapres berbobot dan menarik adalah kelima tema yang sifatnya sangat umum diturunkan menjadi tema-tema yang spesifik sesuai isu terkini atau sesuai dengan persoalan masyarakat. Jangan sampai, debat capres-cawapres sifatnya mengawang-awang atau tidak menyentuh sama sekali persoalan yang saat ini sedang dihadapi rakyat.

Misalnya, lanjut Fahira Idris, saat debat yang bertemakan soal pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, capres-cawapres harus ditanya gagasan dan solusi dari mereka tentang kegiatan pertambangan dan pengolahan nikel yang dinilai berkontribusi meningkatkan kerusakan lingkungan dan mengganggu kelangsungan hidup masyarakat sekitar tambang.

“Atau misalnya tema soal ekonomi kerakyatan. Tema debat bisa diturunkan dengan meminta para capres memberikan gagasan dan solusi agar tata kelola industri sawit bisa berdampak langsung kepada kesejahteraan sosial-ekonomi untuk komunitas lokal, bukan hanya soal keuntungan ekonomi konglomerasi,” pungkas Fahira Idris.

Sebagai informasi, debat pertama akan berlangsung pada 12 Desember 2023 dengan tema pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga. Tema debat kedua (22 Desember 2023) bertemakan soal ekonomi, keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN-APBD, infrastruktur, dan perkotaan. Debat ketiga berlangsung 7 Januari 2024 dengan tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik.

Sedangkan tema debat keempat (21 Januari 2024) adalah pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat, dan desa. Sementara tema debat kelima (4 Februari 2024) adalah kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan juga inklusi.#

Related Posts

Leave a Reply

Sampaikan aspirasimu!