Selain berfungsi sebagai pusat perekonomian nasional, oleh Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024, Jakarta akan ditransformasikan menjadi kota global setara dengan New York, London, Paris, Tokyo, Beijing, Singapura dan kota global lainnya. Namun, upaya Jakarta menjadi kota global bukan langkah mudah. Posisi Jakarta yang saat ini hanya menempati peringkat ke-74 dari 156 berdasarkan Laporan The Global Cities Report 2023 menandakan banyak perbaikan yang harus segera dilakukan.
Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta Fahira Idris mengungkapkan, dari empat parameter utama pengukuran kota global yaitu aktivitas bisnis, sumber daya manusia, pertukaran informasi dan pengalaman kebudayaan, Jakarta masih harus bekerja keras agar bisa setara dengan kota-kota global lain di dunia. Bercermin dari pengalaman transformasi banyak kota di dunia, investasi SDM menjadi daya dorong utama menjadi kota global.
“Investasi besar-besaran SDM atau pada peningkatan kualitas manusia menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Jakarta jika ingin bertransformasi menjadi kota global dunia sebagaimana amanat UU DKJ. Bukan hanya diyakini menjadi game charger, investasi pada peningkatan kualitas manusia adalah cara untuk memastikan warga Jakarta tidak cuma menjadi penonton derap kemajuan kotanya yang sudah terkoneksi secara global,” ujar Fahira Idris dalam keterangan tertulisnya (5/5).
Menurut Senator Jakarta ini, sebuah kota dikatakan berskala global jika memiliki kemampuan menggerakkan modal, ide, gagasan dan keterlibatan politik sebagai katalis untuk pertumbuhan ekonomi. Kesemuanya ini membutuhkan manusia-manusia berkualitas untuk bisa menggerakkannya.
Fahira Idris mencontohkan Paris yang berinvestasi besar-besaran untuk menghasilkan SDM yang kreatif dan inovatif untuk menggerakkan potensinya dalam bidang budaya, mode, dan teknologi. Begitu juga dengan Beijing yang mampu menjadi 10 besar kota global dunia karena fokus mengalokasikan sumber daya yang besar untuk membangun keahlian warganya dalam teknologi, terutama dalam bidang seperti komputasi awan, keamanan cyber, dan kecerdasan buatan.
Jakarta, lanjut Fahira Idris juga bisa bercermin dari Singapura yang sejak lama sudah berinvestasi besar-besaran dalam pembangunan SDM di berbagai sektor terutama pendidikan tinggi, teknologi, keuangan, dan manajemen dan kini berhasil menempati peringkat ketujuh indeks kota global 2023.
“Jika warga lokal dijadikan penggerak utama visi Jakarta Kota Global maka kemajuan Jakarta akan lebih bermakna. Oleh karena itu, investasi besar-besaran pada SDM lokal adalah jalan yang harus ditempuh Jakarta terutama dalam pendidikan tinggi, inovasi, dan kewirausahaan. Program-program pendidikan yang berorientasi pada industri dan dukungan untuk startup serta bisnis kecil akan menghasilkan banyak SDM yang beragam dan inovatif di Jakarta,” pungkas Fahira Idris.
Sebagai informasi berdasarkan Laporan The Global Cities Report 2023, Jakarta menempati peringkat ke-74 dari 156 negara yang diteliti. Posisi ini berada di bawah kota-kota besar lainnya di Asia Tenggara, seperti Singapura yang berada di urutan ke-7, Bangkok ke-45, Manila ke-70, dan Kuala Lumpur ke-72.#