Peringatan Hari Guru Nasional setiap 25 November idealnya bukan hanya sekadar seremoni. Namun, menjadi momentum untuk mengurai dan merumuskan solusi terhadap berbagai tantangan yang dihadapi oleh guru dan tenaga kependidikan, terutama terkait kompetensi, kesejahteraan dan penghargaan atas profesi guru.
Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta yang juga pemerhati pendidikan Fahira Idris mengungkapkan, Hari Guru Nasional harus menjadi pengingat bagi pemerintah dan semua pemangku kepentingan untuk terus memprioritaskan guru sebagai pilar utama pendidikan. Jika bangsa ini benar-benar ingin menjadikan pendidikan sebagai prioritas pembangunan nasional, maka guru harus ditempatkan sebagai garda terdepan yang didukung secara optimal. Kompetensi dan kesejahteraan guru adalah fondasi dari sistem pendidikan yang berkualitas.
“Guru bukan hanya pelaksana kurikulum, tetapi juga pembentuk karakter dan penggerak perubahan bangsa ini. Oleh karena itu, perannya harus dikuatkan melalui lima strategi. Pertama, peningkatan kesejahteraan guru. Kedua, pelatihan dan pendidikan lanjutan. Ketiga, pengurangan beban administrasi. Keempat, kepastian jalur karir dan terakhir dukungan untuk guru di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar. Kelima strategi ini, jika dijalankan secara maksimal dan beriringan, maka kemajuan sektor pendidikan akan segera kita raih,” ujar Fahira Idris di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta (25/11).
Menurut Senator Jakarta ini, peningkatan kesejahteraan guru, bukan hanya mencakup gaji, tetapi juga tunjangan, fasilitas kerja, dan jaminan sosial. Sistem penghargaan berbasis kinerja dapat menjadi insentif bagi guru untuk terus berinovasi dalam pengajaran. Sementara, pelatihan dan pendidikan lanjutan diwujudkan melalui pelatihan berkelanjutan dan pemberian beasiswa pendidikan lanjutan, baik di dalam maupun luar negeri. Dengan kebijakan ini, para guru dapat selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan pedagogi.
Pengurangan beban administrasi juga merupakan strategi menguatkan peran guru dalam mempercepat kemajuan pendidikan. Guru sering sekali dibebani dengan pekerjaan administratif yang menguras waktu dan energi. Dengan memanfaatkan teknologi dan membangun sistem data pendidikan yang terintegrasi, guru dapat lebih fokus pada tugas utama mereka yaitu mengajar dan mendampingi siswa.
Selain itu, lanjut Fahira Idris, guru membutuhkan kepastian jalur karier yang transparan dan berbasis meritokrasi. Pilihan jalur karier seperti kepemimpinan sekolah, spesialis kurikulum, atau pengajaran memungkinkan para guru untuk mengembangkan potensi sesuai minat dan kemampuan.
Pemerintah juga harus memberikan perhatian dan dukungan khusus untuk guru di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar. Pemerintah harus memastikan kesejahteraan dengan memberikan tunjangan khusus, insentif, dan fasilitas pendukung agar tantangan besar yang dihadapi para guru yang mengabdi di di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar ini bisa teratasi.
“Guru adalah tiang kokoh dalam bangunan pendidikan Indonesia. Ketika peran, kompetensi dan kesejahteraan guru ditingkatkan, maka pendidikan yang bermutu akan dirasakan semua peserta didik. Dengan guru yang sejahtera dan kompeten, Indonesia dapat bergerak maju, mencetak generasi emas yang siap menghadapi tantangan masa depan,” pungkas Fahira Idris. #