Merdeka.com – Wakil Ketua komite III DPD RI Fahira Idris meminta agar perayaan Idul Adha di Tolikara Papua agar berlangsung aman. Masyarakat di Tolikara diminta tidak berbuat anarki seperti Hari Raya Idul Fitri lalu.
“Tidak ada tawar menawar. Idul Adha di Tolikara harus aman. Tidak ada satupun kelompok orang di Indonesia yang bisa seenaknya mengatur-mengatur hukum sesuai keinginannya, apalagi mengancam kebebasan beragama yang dijamin konstitusi,” ujarnya di Jakarta, Rabu (9/9).
Fahira mengungkapkan, pengurus GIDI yang juga merupakan tokoh-tokoh masyarakat Tolikara harusnya mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang menyejukkan warga Tolikara, bukan malah menyebarkan rasa ketakutan dan kecemasan.
“Ancaman bahwa akan ada keributan saat Idul Adha harus disikapi serius. Apalagi pemerintah sudah menolak untuk membebaskan tersangka kerusuhan Tolikara. Harus ada upaya preventif sehingga perayaan Idul Adha di Tolikara tidak hanya aman tetapi juga jauh dari rasa ketakutan,” ungkap senator Asal Jakarta ini.
Fahira menyatakan, semua stakeholders baik pemerintah pusat hingga semua elemen yang ada di Papua mulai Gubernur Papua, Bupati Tolikara, Polda Papua, Pengurus GIDI dan tokoh gereja, tokoh muslim, serta aparat keamanan agar duduk bersama dan sampaikan penegasan bahwa Idul Adha di Tolikara akan berjalan aman tanpa ada gangguan.
“(Pemerintah dan tokoh masyarakat) bersama-sama turun ke Tolikara. Sampaikan langsung ke warga bahwa Idul Adha harus berjalan aman,” ujarnya.
Fahira menambahkan, perayaan Idul Adha di Tolikara harus berjalan damai tanpa ada rasa cemas dan takut. “Berikan pemahaman bahwa kebebasan menjalankan ibadah itu prinsip dasar berdirinya negara ini, jadi harus dijunjung tinggi oleh siapa pun tanpa terkecuali,” tukas Fahira.