Jakarta, 8 November 2020—Tantangan ekonomi Indonesia selama lima tahun kebelakang semakin berat saja. Semakin berat saat pandemi yang sudah berlangsung selama 8 bulan ini masih belum sepenuhnya bisa dikendalikan. Tentunya berbagai upaya Pemerintah memulihkan ekonomi nasional patut diapresiasi, tetapi idealnya pandemi Covid-19 yang tidak hanya melahirkan krisis kesehatan tetapi juga krisis ekonomi ini menjadi momentum bagi kita semua untuk melakukan refleksi, introspeksi dan koreksi atas sistem ekonomi yang kita terapkan saat ini. Apakah selama merdeka hingga saat ini kita sudah konsisten menjalankan Ekonomi Pancasila seperti yang diamanatkan para pendiri bangsa.
Anggota MPR RI/DPD RI DKI Jakarta Fahira Idris mengungkapkan, sejatinya roda kegiatan ekonomi yang dijiwai Pancasila adalah roda ekonomi yang digerakkan oleh stimulus-stimulus ekonomi, sosial, dan moral. Tindakan nyata dari gerakan Ekonomi Pancasila adalah semua pelaku ekonomi tanpa terkecuali termasuk Pemerintah dan masyarakat menomorsatukan terwujudnya perekonomian nasional yang kuat dan tangguh. Salah satu cirinya adalah tidak membiarkan adanya ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial.
“Ekonomi Pancasila menjadi jalan kita memulihkan Indonesia saat ini. Muara ekonomi Pancasila itu mewujudkan pemerataan sosial. Jika kesenjangan dan ketimpangan ekonomi kecil maka kondisi ekonomi sebuah bangsa tidak akan mudah terguncang jika ada situasi-situasi seperti pandemi saat ini. Ekonomi Pancasila cenderung lebih tahan krisis karena membangun pondasi ekonomi rakyat yang kuat,” ujar Fahira Idris di sela-sela sosialisasi Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, di Jakarta Timur (8/11).
Menurut Fahira, cara atau strategi menghilangkan kesenjangan dan ketimpangan ekonomi adalah perekonomian disusun sebagai usaha bersama dan berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi menjadi pondasi dan bekerja secara kooperatif menjadi implementasi. Dari sini akan lahir gelombang besar usaha rakyat baik di desa maupun di perkotaan. Usaha tersebut membuka lapangan kerja dan barang atau jasa yang diproduksi dibeli kembali oleh masyarakat sehingga semua sisi perputaran ekonomi dirasakan rakyat hasilnya.
“Negara kemudian fokus dan konsentrasi mengelola cabang-cabang produksi yang penting dan menguasai hajat hidup rakyat termasuk mengelola bumi, air dan kekayaan alam yang ada di setiap jengkal Indonesia untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dengan begini mimpi Indonesia Maju bisa terwujud,” pungkas Fahira. #