Radio Elshinta merilis berita di Cicalengka, Jawa Barat, ada korban miras oplosan. Data yang disampaikan ada 30 orang korban dan 12 di antaranya sudah dinyatakan meninggal dunia.
Ketua Gerakan Nasional Anti Miras Fahira Idris merasa sangat miris terhadap hal ini. Ia menegaskan bahwa miras (minuman keras) merupakan Mesin Pembunuh. Bahaya miras menurut Fahira sudah pada level yang mengkhawatirkan sehingga sangat dibutuhkan payung hukum untuk melakukan penindakan terhadap oknum-oknum yang terlihat di dalamnya.
“Inilah salah satu urgensi di-SAH-Kannya RUU Minuman Beralkohol oleh DPR RI,” tulis Fahira dalam laman Twitter @fahiraidris yang telah terverifikasi.
Dengan nada satir Fahira juga menulis “Mau tunggu berapa lagi korban mati sia-sia gegara Miras? Mari tuntaskan, agar aparat punya dasar hukum yang kuat untuk melakukan tindakan hukum kepada para oknum,” tulis Fahira.
Senator yang saat ini menjabat Ketua Komite III DPD RI yang berasal dari dapil DKI Jakarta ini dikenal konsisten menyuarakan ‘perang’ terhadap minuman keras dan beralkohol. Setelah dengan Gerakan Nasional Anti Miras (GeNAM) nya turun ke jalan, Fahira juga konsisten mengawal isu ini melalui jalur legislatif.
Hingga malam ini RSUD Cicalengka, Jawa Barat masih merawat para korban miras oplosan, sementara jumlah korban sudah lebih dari 30 orang dan 12 di antaranya meninggal dunia. (Ens) #ElshintaAkhirPekan pic.twitter.com/LGHRfjPUj9
— Radio Elshinta (@RadioElshinta) April 8, 2018