Alhamdulillah zagreb croatia 🌹 Setiap ada tugas di luar Indonesia, yang saya cari pertama adalah masjidnya. Ini adalah Masjid Raya Zagreb, satu-satunya masjid di zagreb
Sebuah bangunan bukan hanya memiliki tujuan fungsional, melainkan dapat juga cerminan keindahan arsitektur, sehingga menjadi kebanggaan. Masjid Raya Zagreb yang berlokasi di ibu kota Kroasia menampilkan corak demikian.
Penampakan rumah ibadah ini tidak seperti masjid biasanya. Keunikan Masjid Raya Zagreb terletak pada bentuk kubahnya yang seolah-olah terpotong menjadi tiga. Kemudian, dua dari tiga potongan kubah itu seperti merosot ke bawah atau tepatnya ke arah mihrab.
Zagreb merupakan masjid terbesar di Kroasia. Menurut sejarah, pembangunan masjid ini sudah bermula sejak digagas komunitas Persaudaraan Kroasia pada 1912. Sepuluh tahun kemudian, umat Islam di Zagreb mulai membentuk sebuah organisasi yang lebih tertata.
Pada masa itu, Zagreb merupakan kota terbesar di Kroasia dengan penduduknya yang heterogen. Mereka berasal dari aneka suku bangsa, antara lain Serbia, Kroasia, dan Slovenia. Nyatanya, komunitas Muslim di sana berperan cukup signifikan di antara umat-umat agama lain.
Memasuki era Perang Dunia II, umat Islam Kroasia turut serta mempertahankan tanah air dari serbuan musuh. Sayangnya, sejak 1945 negara tersebut jatuh ke tangan rezim komunis lantaran menjadi bagian dari Yugoslavia. Imbasnya begitu besar bagi komunitas Muslim di sana, termasuk mengenai pengembangan Masjid Raya Zagreb yang sudah bermula sejak 1944.
Bahkan, pada 1948, pusat ibadah umat Islam ini dihancurkan seluruhnya oleh penguasa. Berpuluh- puluh tahun kemudian, sekadar wacana pendirian masjid begitu sulit tersalurkan ke pada pemerintah setempat. Rezim komunis selalu menghambat pembangunan Masjid Zagreb.
Masjid Raya Zagreb di Croatia
Sejak kematian penguasa komunis Yugoslavia, Josip Broz Tito, pada 1980, pengaruh komunisme di ranah politik mulai tergugat. Dampaknya pun cukup positif bagi komunitas Muslim Kroasia. Satu tahun kemudian, muncul rencana pembangunan Masjid Raya Zagreb sebagai revitalisasi masjid yang sama dari tahun 1944.
Tidak menunggu waktu lama, pada 1981, berlangsung peletakan batu pertama Masjid Raya Zagreb di lahan seluas 10 ribu meter per segi. Kali ini, lokasi yang terpilih adalah Trstik, tidak jauh dari lokasi masjid ini tempo lalu.
Dukungan dana pembangunan Masjid Raya Zagreb antara lain datang dari Uni Emirat Arab. Pada 1983, Sultan bin Muhammad al-Qasimi, seorang amir UEA, mengunjungi proyek masjid ini. Dia kemudian menyumbang sebesar 2,5 juta dolar AS kepada komunitas Muslim setempat. Akhirnya, pada 1987, pemugaran pusat peribadatan Muslim ini selesai, sebagaimana diberitakan Islamska-Zajednica.
Agaknya, kaum Muslim di sana menyadari proyek Masjid Raya Zagreb bukan sekadar membangkitkan lagi aktivitas keagamaan yang sempat suram semasa komunisme berjaya. Masjid ini juga sebagai pembuktian bahwa orang Islam di Kroasia atau Yugoslavia pada umumnya telah berkembang maju.
Untuk itu, dipilihlah para pakar terbaik yang juga memeluk Islam sebagai agamanya. Arsitek masjid ini adalah Dzemaleli, seorang profesor di Universitas Sarajevo kala itu. Dia didampingi Mirza Golos, seorang arsitek yang karya-karyanya cenderung mengusung gaya modernis.
Sementara itu, perkara dekorasi masjid ini dipercayakan pada Esref Kovaevi, seorang pelukis kaligrafi terbaik di seantero Bosnia waktu itu. Dalam uni Yugoslavia, Kroasia dan Bosnia merupakan wilayah dengan penduduk Muslim yang signifikan dan dekat satu sama lain.
Sumber: Republika