Sosialisasi 4 Pilar MPR, Fahira Idris: Penghormatan Nilai dan Simbol Agama Jangan Sampai Luntur
Senator Dapil DKI Jakarta
Senator Dapil DKI Jakarta
Fahira Idris di ruang paripurna DPR MPR RI

Sosialisasi 4 Pilar MPR, Fahira Idris: Penghormatan Nilai dan Simbol Agama Jangan Sampai Luntur

Pancasila menjadi perisai bangsa ini dari berbagai tantangan zaman di tengah arus besar globalisasi. Salah satunya adalah anasir buruk dari kelompok ekstremis sekuler dunia yang meletakkan kebebasan diatas segala-galanya bahkan dengan leluasa merendahkan nilai dan simbol agama. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk tetap menjaga dan memperkuat  penghormatan terhadap nilai dan simbol agama agar jangan sampai luntur sesuai nilai yang terkandung dalam sila pertama Pancasila.

Anggota DPD RI Fahira Idris mengungkapkan, seiring pesatnya dinamika yang terjadi di dunia saat ini, Pancasila terutama sebagai pandangan hidup, jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia semakin mendapat tantangan besar. Salah satunya terkait implementasi sila Ketuhanan Yang Maha Esa di mana prinsip dan praktiknya antara lain penghormatan terhadap nilai dan simbol agama.

“Kita tahu di banyak negara Barat, kebebasan lebih dijunjung tinggi dari pada agama termasuk nilai dan simbol-simbolnya. Pandangan ini, seiring kemajuan teknologi informasi, menyebar ke seluruh dunia dan mempengaruhi pola pikir terutama generasi muda. Hal ini sudah diprediksi para pendiri bangsa kita sehingga Pancasila menetapkan Ketuhanan yang Maha Esa sebagai nafas keempat sila lainnya agar penghormatan nilai dan simbol agama di negeri ini jangan sampai luntur karena akan menjadi biang perpecahan,” ujar Fahira Idris di sela-sela Sosialisasi Empat Pilar MPR RI (Pancasila, UUD NRI 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI) di Kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat (25/6).

Menurut Fahira, Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi sila pertama karena merupakan landasan yang paling kokoh bagi Negara Republik Indonesia. Pancasila sebagai ideologi yang futuristik sudah memprediksi bahwa Indonesia bakal dikepung oleh pandangan sekuler bahwa agama bukan lagi sesuatu yang dominan dan menjadi rujukan utama dalam kehidupan. Untuk itulah, sila Ketuhanan yang Maha Esa dijadikan nafas bagi keseluruhan sila-sila Pancasila atau sebagai penerang empat sila lainnya.

Menurut Fahira Idris, paham bahwa kebebasan berekspresi di atas segala-galanya bahkan hingga leluasa merendahkan nilai dan simbol agama tidak boleh diberi ruang di Republik ini. Bukan hanya salah kaprah, jika diberi ruang maka harmoni di negeri ini akan terus terganggu.

“Selain memperkuat pengamalan Pancasila, penegakkan hukum secara tegas terhadap perilaku-perilaku yang tidak menghormati nilai dan simbol agama menjadi penting. Oleh karena itu, saya mengapresiasi pihak kepolisian yang begitu responsif melakukan penegakkan hukum terhadap pelanggaran-pelanggaran yang tidak menghormati simbol agama, seperti penyematan nama Muhammad dalam promosi minuman keras yang baru-baru ini ramai,” pungkas Senator Jakarta ini. #

Related Posts

Leave a Reply

Sampaikan aspirasimu!