Walau tugas menjaga ketahanan keluarga dan menciptakan keluarga yang berkualitas adalah tugas bersama baik negara, masyarakat, dan para suami, tetapi para ibu lah yang punya peran paling utama dan strategis. Karena apapun itu, ibu lah yang paling terdepan mengasuh anak-anak. Namun, keberhasilan menciptakan keluarga yang berkualitas bukan semudah membalikkan telapak tangan. Kunci keberhasilan ada di orang tua dengan terlebih dahulu menjadi panutan bagi anak-anak.
“Ada dua peran besar orang tua terutama ibu sebagai penjaga ketahanan keluarga yaitu pertama, menjadikan keluarga sebagai pusat pendidikan dan kedua mewujudkan keluarga sebagai pusat kegembiraan. Itulah kenapa ibu disebut sebagai madrasatul ula atau sekolah pertama dan utama bagi anak-anak. Ungkapan ini tidak hanya mencerminkan pentingnya pendidikan formal, tetapi juga mencakup seluruh aspek pengajaran nilai-nilai agama, kehidupan dan moral yang dimulai sejak dini dalam lingkungan keluarga,” ujar Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta Fahira Idris saat menjadi pembicara Dialog Publik dan Seminar Parenting Kiat Praktis Mendampingi Tumbuh Kembang Buah Hati dan Bedah Buku 50 Solusi Parenting Tanpa Pening, di Jakarta (18/7).
Dalam dialog yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornografi (MTP), PP Perempuan ICMI, DPP Korps Perempuan Majelis Dakwah Islamiyah dan Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia ini, Fahira Idris yang juga aktivis perempuan dan perlindungan anak ini, mengungkapkan bahwa pendidikan terhadap anak di keluarganya merupakan pendidikan pertama dan utama. Artinya, anak menerima pendidikan yang pertama adalah dari keluarganya yang merupakan dasar bagi pendidikan berikutnya. Ibu adalah dorongan utama membentuk karakter anak menjadi pribadi yang jujur, disiplin, punya kepekaan sosial, taat agama, sopan, mandiri, menghargai orang lain, menghargai estetika, dan norma serta sikap baik lainnya.
Mewujudkan keluarga sebagai pusat kegembiraan, lanjut Fahira idris diimplementasikan dengan menjadikan rumah sebagai tujuan pelepas penat semua anggota keluarga. Peran seorang ibu menjadi terdepan untuk bisa menciptakannya karena kehangatan seorang ibu lah yang membuat semua anggota keluarga akan menjadikan rumah sebagai tempat curahan dan tujuan serta menjadi pusat limpahan kasih sayang.
Menurut Senator Jakarta ini, minimal ada enam peran Ibu sebagai sekolah pertama dan utama. Pertama pendidikan spiritual di mana sejak anak lahir, ibu adalah orang pertama yang memberikan pengajaran tentang nilai-nilai keagamaan. Kedua, pendidikan moral dan akhlak yaitu Ibu adalah contoh utama dalam perilaku sehari-hari. Melalui interaksi sehari-hari, anak-anak belajar tentang nilai-nilai moral seperti kejujuran, kesabaran, rasa hormat, dan tanggung jawab. Ketiga, pembentukan karakter. Ibu berperan penting dalam membantu anak-anaknya mengembangkan karakter yang baik melalui bimbingan dan disiplin yang lembut tetapi tegas.
Keempat, pendidikan sosial. Ibu mengajarkan anak-anak tentang pentingnya hubungan sosial yang baik, seperti bagaimana berinteraksi dengan saudara, teman, dan tetangga. Kelima, pengembangan keterampilan hidup. Ibu juga berperan dalam mengajarkan keterampilan hidup sehari-hari, seperti kebersihan pribadi, memasak, mengatur keuangan sederhana, dan tanggung jawab rumah tangga. Keterampilan ini sangat penting untuk kemandirian anak di masa depan.
“Terakhir, dukungan emosional. Ibu memberikan dukungan emosional yang sangat penting bagi perkembangan psikologis anak. Kehadiran ibu yang penuh kasih sayang, perhatian, dan pengertian membantu anak-anak merasa aman dan dicintai,” pungkas Fahira Idris. #